- Back to Home »
- Geofisika , Geologi , Geoscience »
- Tektonik Lempeng
Posted by : Arriqo Arfaq
Rabu, 02 Desember 2015
A.
Teori Tektonik Lempeng
Teori tektonik lempeng berawal dari dugaan pergerakan lempeng yang
pertama kali dikemukakan oleh Abraham
Ortelius pada tahun 1596, yaitu seorang ahli pembuat peta dari Belanda. Dia
menyatakan bahwa benua Amerika menjauh dari Eropa dan Afrika karena gempabumi
dan banjir.
Kemudian pada tahun 1800an, seorang ahli geologi yang bernama
Eduard Suess menjelaskan bahwa lempeng yang menggabung dinamakan daratan
Gondwana.Pada tahun 1912-1929 seorang ahli meteologi dari Jerman mengemukakan
bahwa bentuk benua dapat dicocokan seperti puzzle, dimana benua dulunya bersatu
dalam sebuah superbenua disebut Pangea, kemudian Pangea pecah pada tahun 200
juta tahun yang lalu yaitu pada masa Mesozoikum.
Pembuktian Teori Tektonik Lempeng
1.
Kesamaan
fosil tumbuhan dan hewan
2.
Iklim
3.
Batuan
dan strukturnya
4.
Sabuk
pegunungan yang sama umurnya
5.
Morfologi
dasar samudra
Ada beberapa kelemahan dalam hipotesa Wegener, diantaranya dia
tidak bisa menjelaskan penyebab terjadinya pergerakan lempeng dan bagaimana
lempeng tersebut bergerak melalui lantai samudra.
Pada tahun 1929, Arthur Holmes mendukung hipotesa Wegener, dimana
dia mengemukakan bahwa mantel bumi mengalami konveksi panas, tetapi ide ini
hanya diterima oleh sedikit ilmuan pada waktu itu. Kemudian pada tahun
1940an-1950an dilakukan studi penelitian mengenai lantai samudra menggunakan
sonar dan magnetometer, dalam penelitian tersebut diketahui bahwa lantai
samudra tidak datar, ada daerah pegunungan ditengah Atlantik. Ada beberapa
bukti mengenai pemekaran lantai samudra diantaranya dari umur batuan,
kemagnetan batuan, magma di laut dalam, sampel batuan sumur bor di amerika
selatan dan afrika mempunyai umur yang sama.
B.
Batas Antar Lempeng Dunia
Batas
lempeng berasosiasi dengan peristiwa geologi seperti gempabumi, gunungapi,
volcanic arch (busur magmatik), zona pemekaran, transform fault, dan palung (trench) dan lain sebagainya.
Lapisan
terluar bumi kita terbuat dari suatu lempengan tipis dan keras yang
masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang lain. Ada 4 macam hubungan
batas antar lempeng yaitu:
1.
Batas
Divergen
Batas divergen terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak
saling menjauh (break apart). Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge)
adalah salah satu contoh divergensi yang paling terkenal, membujur dari utara
ke selatan di sepanjang Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa dan Afrika
dengan Benua Amerika.
2.
Batas
Konvergen
Batas konvergen terjadi apabila dua lempeng tektonik saling
mendekat, yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menunjam satu sama lain
(one slip beneath another). Pematang gunung-api (volcanic ridges) dan parit
samudra (oceanic trenches) terbentuk di wilayah ini.
3.
Batas
Transform
Batas transform terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling
menggelangsar (slide each other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah.
4.
Batas
Unknown
Batas suatu lempeng dimana terjadi ketiga proses interaksi yaitu
proses Divergensi, Konvergensi, dan Trasform.
C.
Bukti lempeng tektonik
1.
Pola
gempabumi
Terjadinya gempa diseluruh dunia
membentuk pola khusus yang menggambarkan batas lempeng. Gempabumi dengan hiposentrum
yang dalam terjadi di zona subduksi dan gempabumi dengan hiposentrum yang
dangkal terletak di punggungan samudra
2.
Hot
Spot, dimana panas di mantel dapat muncul dipermukaan bumi. Di zona hot spot
akan terlihat jelas pergerakan lempeng bumi.
D.
Definisi dan Perbaikan Teori
Pada
tahun 1965 Tuzo Wilson sebagai promotor hipotesa rekahan lantai samudra
menambahkan konsep patahan transform ke model teori tektonik lempeng. Pada
tahun 1965 diselenggarakan symposium oleh Royal Society London, pada simposium
ini awal diterimanya teori tektonik lempeng oleh para ilmuan, pada simposium tersebut
juga Edward Bullard dan rekan kerjanya menunjukkan dengan perhitungan komputer
bahwa dua benua diantara samudra atlantik memiliki kecocokan jika menutup laut.
Pada tahun 1966 Welson mempublikasikan papernya mengenai rekonstruksi tektonik
lempeng, dan pada tahun 1967 W. Jason Morgan mengemukakan bahwa permukaan bumi
tersusun atas 12 lempeng dimana semuanya bergerak relatif satu sama lain, dua
bulan selanjutnya Xavier Le Pichon mempublikasikan model lengkap yang tersusun
dari 6 lempeng makro dunia. Pada tahun yang sama Mc Kenzie dan Parker telah
menjelaskan model yang mirip dengan konsep Morgan menggunakan translasi dan
rotasi pada sebuah bola untuk menentukan pergerakan lempeng.