Proses Hidrotermal
Gambar 1. Sistem Hidrotermal
Sumber: https://geotrekindonesia.files.wordpress.com/2013/06/cibuni-7.jpg
Sumber: https://geotrekindonesia.files.wordpress.com/2013/06/cibuni-7.jpg
Hidrotermal berkaitan dengan air panas yang biasa dipakai dalam pembentukan logam melalui pemanasan (dengan cairan panas yang naik dari magma yang mendingin). mineral yang terbentuk di lingkungan hidrotermal adalah hasil presipitasi dari larutan air panas. Pada pelepasan material lama dan pengendapan material baru menjadi ciri aktivitas hidrotermal, serta banyak mineral pembentuk proses yang melibatkan solusi, termasuk pelapukan dan diagenesa.
Hidrotermal merupakan suatu proses pembentukan mineral yang terjadi disekitar sumber dari panas bumi didalam kulit bumi yang terjadi akibat adanya injeksi dari magma terhadap air dengan kata lain terjadi pelarutan oleh magma sisa yang bercampur dengan air tanah sehingga mengalami pengkristalan.
Ada beberapa situasi geologi yang dinamis di mana air "dingin" menjadi panas. Air di atas sekitar 50oC dianggap sebagai cairan hidrotermal. Dalam beberapa situasi, pemanasan dilakukan pada suhu di atas titik kritis H2O (374oC untuk H2O murni). Karakteristik air yang berubah sama saat itu, jadi suhu tinggi H2O lebih tepat disebut sebagai fase air. Air terjebak dalam ruang pori akumulasi sedimen dan dalam mineral hidrat dan bantalan-hidroksil dari akumulasi sedimen dipanaskan selama penimbunan di cekungan sedimen.
Salah satu petunjuk datang dari mata air panas dan cairan fumarole. Di sejumlah tempat fluida ini hadir mengendapkan sejumlah kecil mineral bijih logam. Dan kesimpulannya sangat rasional bahwa mineral bijih tersebut sama dengan lepisn endapan yang ada dibawah permukaan bumi. Pada mata air panas mineral bijih diendapkan dari suati larutan, pada fumarrole ia mengkristal bersamaan denga keluarnya gas. Bukti – bukti kuat menunjukan bahwa mineral bijih diendapkan dari cairan atau larutan superkritikal lebih banyal dari[ada gas. Khususnya untuk meyakinkan observasi bahwa di banyak tempat endapan, mineral telah tergantikan oleh mineral karbonat atau mineral silica. Mengartikan bahwa karbinat dan silica telah tergerakan oleh larutan pembentuk bijih, dan pembawaan mineral oleh gas telihat sukar. Pada endapan dimana asosiasi mineral mengindikasikan temperature yang rendah dari suatu formasi. Transport logam dan pemilihan kelompok mineral dalam gas sangat tidak mungkin sekali.
Mineral hidrotermal
● Proses Hidrotermal
1. Dihasilkan oleh presipitasi larutan air panas (hidrothermal).
2. Larutan hidrotermal bisa berupa air magmatik, air meteorik atau air magmatik bercampur dengan air meteorik.
3. Misalnya: kalsit terbentuk melalui 2 tahap secara berulang-ulang: (1) pelarutan Ca2+ dan CO32- ke dalam larutan, (2) presipitasi (kristalisasi) kalsit (CaCO3) dari larutan.
Lingkungan aktivitas hidrotermal
Dapat dikelompokkan berdasarkan proses pembentukan kumpulan mineralnya: (1) fumarol, (2) mataair panas, (3) ekshalasi bawah air, (4) bawah permukaan dangkal, (5) volkanik endomagmatik, dan (6) subvolkanik.
(1) Lingkungan fumarol: mineral terbentuk oleh proses: (a) sublimasi dari pendingan gas volkanik, (b) sublimasi dari pendinginan gas volkanik yang bercampur dengan udara, dan (c) pada permukaan batuan volkanik.
(2) Lingkungan mataair panas banyak dijumpai didekat gunungapi aktif atau geotermal. Contoh mineralnya: sinabar, emas, silika, belerang (solfatara), dll.
(3) Lingkungan ekshalatif bawah air, terjadi dibawah laut (submarine exhalative), misalnya white smokers menghasilkan mineral kalsium sulfat dan silika koloid; sedangkan black smokers mengandung mineral sulfida yang kalau ekonomis menjadi endapan VMS.
(4) Lingkungan bawah permukaan dangkal, dikenal dalam geologi ekonomi sebagai lingkungan epitermal. Lingkungan ini menghasilkan endapan-endapan yang ekonomis, seperti emas, perak, seng, dan timbal.
(5) Lingkungan volkanik endomagmatik adalah lingkungan hidrotermal vesicles, vesicular cavities, amygdules. Lingkungan ini banyak menghasil mineral zeolit, tembaga murni, ametis.
Referensi:
Warmada, I Wayan, 2014. Kristalografi dan Mineral. Yogyakarta, Lab Bahan Galian, Jurusan Teknik Geologi FT-UGM.
Abdullah, Muhammad, dkk. 2011. Minerals of Hydrothermal and Fumarolic Systems. Yogyakarta; Program Studi Geofisika FMIPA UGM.
Mineral pada Lingkungan Alterasi Hidrotermal
Hidrotermal : larutan sisa magma yang bersifat
"aqueous" sebagai hasil differensiasi magma. Hidrothermal ini kaya
akan logam-logam yang relative ringan,
dan merupakan sumber terbesar (90%) dari proses pembentukan endapan.
Alterasi adalah
perubahan dalam mineralogi suatu batuan yang terjadi karena
proses-proses fisika dan kimia, khususnya oleh aktivitas fluida hydrothermal.
Alterasi Hidrothermal : Suatu proses yang sangat
kompleks yang melibatkan perubahan mineralogi, kimiawi, dan tekstur yang
disebabkan oleh interaksi fluida panas dengan batuan yang dilaluinya, di bawah
kondisi evolusi fisio-kimia. Proses alterasi merupakan suatu bentuk
metasomatisme, yaitu pertukaran komponen kimiawi antara cairan-cairan dengan
batuan dinding (Pirajno, 1992).
Proses Alterasi
Alterasi
dicirikan oleh pembentukan mineral-mineral sekunder yang mengandung hidroksil
(biotit, serisit, khlorit, mineral lempung) disamping kuarsa dan juga karbonat.
Fenomena Alterasi
dapat disebabkan oleh:
• Proses diagenesis pada sedimen
• Metamorfosa
• Proses
“cooling” post magmatic/volkanik
• Proses
mineralisasi
Produk Alterasi
tergantung pada :
• Jenis reaksi alterasi
• Komposisi
batuan samping (wall rock)
• Temperatur dan
tekanan
Alterasi terjadi
akibat reaksi fluida dengan “wall rocks”
Reaksi dalam
proses alterasi:
- Hydrolisis (keterlibatan H+)
- Hydration-dehydration (lepasnya
molekul air dari fluid ke mineral dan sebaliknya)
- Alkali dan alkali tanah metasomatism
(substitusi kation)
- Decarbonation (pembebasan CO2)
- Silicification (penambahan SiO2)
- Silication (penggantian oleh
silikiat)
- Oksidasi dan reduksi
Larutan hidrotermal terbentuk pada fase akhir siklus
pembekuan magma. Interaksi antara larutan hidrotermal dengan batuan yang
dilewati akan menyebabkan terubahnya mineral-mineral penyusun batuan samping
dan membentuk mineral alterasi. Larutan hidrotermal tersebut akan terendapkan
pada suatu tempat membentuk mineralisasi (Bateman, 1981).
Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi pengendapan mineral
di dalam sistem hidrotermal terdiri dari empat macam (Barnes, 1979; Guilbert
dan Park, 1986), yaitu:
(1) Perubahan temperatur
(2) Perubahan tekanan
(3) Reaksi kimia antara fluida hidrotermal dengan batuan
yang dilewati
(4) Percampuran antara dua larutan yang berbeda.
Temperatur dan pH fluida merupakan faktor terpenting yang
mempengaruhi mineralogi sistem hidrotermal. Tekanan langsung berhubungan dengan
temperatur, dan konsentrasi unsur terekspresikan di dalam pH batuan hasil
mineralisasi (Corbett dan Leach, 1996)
Sistem pembentukan mineralisasi di lingkaran Pasifik secara
umum terdiri dari endapan mineral tipe porfiri, mesotermal sampai epitermal
(Corbett dan Leach, 1996). Tipe porfiri terbentuk pada kedalaman lebih besar
dari 1 km dan batuan induk berupa batuan intrusi. Sillitoe, 1993a (dalam
Corbett dan Leach, 1996) mengemukakan bahwa endapan porfiri mempunyai diameter
1 sampai > 2 km dan bentuknya silinder.
Tipe mesotermal terbentuk pada temperatur dan tekanan
menengah, dan bertemperatur > 300oC (Lindgren, 1922 dalam Corbett dan Leach,
1996). Kandungan sulfida bijih terdiri dari kalkopirit, spalerit, galena,
tertahidrit, bornit, dan kalkosit. Mineral penyerta terdiri dari kuarsa,
karbonat (kalsit, siderit, rodokrosit), dan pirit. Mineral alterasi terdiri
dari serisit, kuarsa, kalsit, dolomit, pirit, ortoklas, dan lempung.
Tipe epitermal
terbentuk di lingkungan dangkal dengan temperatur < 300oC, dan
fluida hidrotermal diinterpretasikan bersumber dari fluida meteorik. Endapan
tipe ini merupakan kelanjutan dari sistem hidrotermal tipe porfiri, dan
terbentuk pada busur magmatik bagian dalam di lingkungan gunungapi kalk-alkali
atau batuan dasar sedimen (Heyba et al., 1985 dalam Corbett dan Leach, 1996).
Sistem ini umumnya mempunyai variasi endapan sulfida rendah dan sulfida tinggi
(gambar 4). Mineral bijih terdiri dari timonidsulfat, arsenidsulfat, emas dan
perak, stibnite, argentit, cinabar, elektrum, emas murni, perak murni, selenid,
dan mengandung sedikit galena, spalerit, dan galena. Mineral penyerta terdiri
dari kuarsa, ametis, adularia, kalsit, rodokrosit, barit, flourit, dan hematit.
Mineral alterasi terdiri dari klorit, serisit, alunit, zeolit, adularia,
silika, pirit, dan kalsit.
Mineralisasi/alterasi
endapan urat yang berasosiasi dengan endapan logam dasar dicirikan oleh zonasi
pembentukan mineral dari temperatur tinggi sampai rendah. Urat/vein di daerah
proksimal kaya kandungan tembaga dan rasio logam dibanding sulfur tinggi.
Daerah ini dicirikan oleh hadirnya alterasi argillik sempurna di bagian dalam
dan ke arah luar berubah menjadi alterasi serisitik. Daerah distal kaya
kandungan timbal dan zeng, dan terdiri dari mineral sulfida dengan rasio logam
dibanding sulfur rendah. Alterasi yang berkembang di daerah ini berupa alterasi
propilitik, semakin ke arah jauh dari urat tersusun oleh batuan tidak
teralterasi (Panteleyev, 1994; Corbett, 2002).
Guilbertdan Park, 1986,
mengemukakan model hubungan antara mineralisasi dan alterasi dalam sistem
epitermal. Beberapa asosiasi mineral bijih maupun mineral skunder erat
hubungannya dengan besar temperatur larutan hidrotermal pada waktu
mineralisasi. Mineral bijih galena, sfalerit dan kalkopirit terbentuk pada
horison logam dasar bagian bawah dengan temperatur ≥ 350oC. Pada
horison ini alterasi bertipe argilik sempurna dan terbentuk mineral alterasi
temperatur tinggi seperti adularia, albit dan feldspar. Fluida hidrotermal di
horison logam dasar (bagian tengah) bertemperatur antara 200o- 400oC.
Mineral bijih terdiri dari argentit, elektrum, pirargirit dan proustit. Mineral
ubahan terdiri dari serisit, adularia, ametis, sedikit mengandung albit.
Horison bagian atas terbentuk pada temperatur < 200oC. Mineral
bijih terdiri dari emas di dalam pirit, Ag-garamsulfo dan pirit. Mineral ubahan
berupa zeolit, kalsit, agat.
Berdasarkan pada
kisaran temperatur dan pH, komposisi alterasi pada sistem emas-tembaga
hidrotermal di lingkaran Pasifik dapat dikelompokan menjadi 6 tipe
alterasi (Corbett dan Leach, 1996), yaitu:
1) Argilik
sempurna (silika pH rendah, alunit, dan group mineral alunit-kaolinit.
2) Argilik
tersusun oleh anggota kaolin (halosit, kaolin, dikit) dan illit (smektit,
selang-seling illlit-smektit, illit) dan group mineral transisi (klorit-illit).
3) Philik
tersusun oleh anggota kaolin (piropilit-andalusit) dan illit (serisit-mika
putih) berasosiasi dengan mineral pada temperatur tinggi seperti
serisit-mika-klorit.
4) Subpropilitik
tersusun oleh klorit-zeolit yang terbentuk pada temperatur rendah dan
propilitik tersusun oleh klorit-epidot-aktinolit terbentuk pada temperatur
rendah.
5) Potasik
tersusun oleh biotit-K-feldspar-aktinolit+klinopiroksen.
6) Skarn tersusun
oleh mineral kalk-silikat (Ca-garnet, klinopiroksen, tremolit).Referensi:
Warmada, I Wayan, 2014. Kristalografi dan Mineral. Yogyakarta, Lab Bahan Galian, Jurusan Teknik Geologi FT-UGM.
Abdullah, Muhammad, dkk. 2011. Minerals of Hydrothermal and Fumarolic Systems. Yogyakarta; Program Studi Geofisika FMIPA UGM.
Hukum Seputar Ta'ziyah
Menghadiahkan pahala sedekah untuk mayit termasuk praktik yang dibolehkan dan pahalanya bisa sampai kepada mayit. Di antara dalil tegas dalam masalah ini adalah hadis dari Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwa ada seorang lelaki yang berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنَّ أُمِّيَ افْتُلِتَتْ نَفْسَهَا وَلَمْ تُوصِ، وَأَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ، أَفَلَهَا أَجْرٌ، إِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا؟ قَالَ: «نَعَمْ تَصَدَّقْ عَنْهَا»
“Ibuku mati mendadak, sementara beliau belum berwasiat. Saya yakin, andaikan beliau sempat berbicara, beliau akan bersedekah. Apakah beliau akan mendapat aliran pahala, jika saya bersedekah atas nama beliau?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya. Bersedekahlah atas nama ibumu.” (HR. Bukhari 1388 dan Muslim 1004)
Dalam hadis yang lain, dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, bahwa ibunya Sa’d bin Ubadah meninggal dunia, ketika Sa’d tidak ada di rumah. Sa’d berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّي تُوُفِّيَتْ وَأَنَا غَائِبٌ عَنْهَا، أَيَنْفَعُهَا شَيْءٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَنْهَا؟ قَالَ: «نَعَمْ»
“Wahai Rasulullah, ibuku meninggal dan ketika itu aku tidak hadir. Apakah dia mendapat aliran pahala jika aku bersedekah harta atas nama beliau?” Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ya.” (HR. Bukhari 2756)
Hadis-hadis di atas menjadi dalil bahwa pahala sedekah atas nama mayit bisa sampai kepada mayit. Bahkan kata Imam Nawawi bahwa pahala sedekah ini bisa sampai kepada mayit dengan sepakat ulama. (Syarh Shahih Muslim, 7:90)
Catatan:
Hadis di atas bukan dalil bolehnya tahlilan
Sebagian kalangan, menjadikan hadis di atas sebagai dalil bolehnya tahlilan, kenduri arwah, peringatan kematian, atau yasinan di rumah duka, dengan bilangan hari tertentu. Mereka beranggapan bahwa kegiatan ini ditopang berbagai dalil dan bahkan kesepakatan ulama, sebagaimana keterangan Imam Nawawi.
Jelas ini adalah pendapat yang salah, jika tidak dikatakan 100% salah. Orang yang berpendapat demikian, tidak bisa membedakan antara sedekah atas nama mayit dengan peringatan kematian di rumah duka. Anda yang membaca hadis di atas tentu sepakat bahwa dalam hadis tersebut, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menyarankan agar dilakukan acara tertentu ketika bersedekah. Artinya, kapanpun, bagaimanapun, dimanapun sedekah itu dilakukan, jika itu atas nama mayit, insya Allah pahalanya akan sampai kepada mayit.
Seorang mukmin ketika ditanya, apakah sedekah harus menggunakan acara tahlilan dan yasinan, kemudian kumpul di rumah mayit??
Mereka akan menjawab: Tidak harus…!
Mereka akan menjawab: Tidak harus…!
Bahkan, jika dibandingkan, manakah yang lebih mendekati ikhlas, sedekah dengan mengundang tetangga ataukah sedekah diam-diam tanpa diketahui banyak orang?
Setiap mukmin akan menjawab, diam-diam itu lebih mendekati ikhlas, dan insya Allah pahalanya lebih besar. Apalagi jika sedekah yang Anda berikan itu digunakan untuk proyek dakwah yang pahalanya lebih permanen. Seperti untuk pendidikan Islam, penyebaran ilmu, pembangunan masjid, dan tempat ibadah, dll. Pahala yang sampai kepada mayit akan lebih permanen dan lebih lama.
Daripada sedekah itu diwujudkan dalam bentuk nasi dan makanan, dan itupun merata ke semua tetangga. Padahal, umumnya acara tahlilan, sedekahnya dalam bentuk nasi dan makanan. Tragisnya, ketika yang menerima ‘bingkisan sedekah’ atas nama jenazah itu adalah orangn kaya, ternyata makanan itu diberikan ke ayamnya atau dijemur untuk dijadikan nasi aking. Ya, bisa jadi, kira-kira begitu nasib sedekah Anda yang sebarkan melalui acara tahlilan.
Dalil tegas yang mengharamkan peringatan kematian
Dari sahabat Jarir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu, beliau mengatakan,
«كُنَّا نَرَى الِاجْتِمَاعَ إِلَى أَهْلِ الْمَيِّتِ وَصَنْعَةَ الطَّعَامِ مِنَ النِّيَاحَةِ»
“Kami menilai berkumpulnya banyak orang di rumah keluarga mayit, dan membuatkan makanan (untuk peserta tahlilan), setelah jenazah dimakamkan adalah bagian dari niyahah (meratapi mayit).” (HR. Ahmad 6905 dan Ibn Majah 1612)
Pernyataan ini disampaikan oleh sahabat Jarir, menceritakan keadaan di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa mereka (Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamdan para sahabat) sepakat, acara kumpul dan makan-makan di rumah duka setelah pemakanan termasuk meratapi mayat. Artinya, mereka sepakat untuk menyatakan haramnya praktik tersebut. Karena, niyahah (meratap) termasuk hal yang dilarang.
Tahlilan menurut Madzhab Syafi’i
Lebih dari itu, ternyata ulama Madzhab Syafi’i dan bahkan dari semua madzhab melarang dan membenci acara kumpul-kumpul dalam rangka memperingati hari kematian.
Berikut ini kutipan dari kitab Hasyiyah I’anah al Thalibin, suatu buku yang terkenal dalam kalangan NU untuk belajar fikih Syafi’i pada level menengah atau lanjutan.
ويكره لاهل الميت الجلوس للتعزية، وصنع طعام يجمعون الناس عليه،
Makruh hukumnya keluarga dari yang meninggal dunia duduk untuk menerima orang yang hendak menyampaikan belasungkawa. Demikian pula makruh hukumnya keluarga mayit membuat makanan lalu manusia berkumpul untuk menikmatinya.
Dalilnya adalah apa yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Jarir bin Abdillah al Bajali –seorang sahabat Nabi-, “Kami menilai berkumpulnya banyak orang di rumah keluarga mayit, demikian pula aktivitas keluarga mayit membuatkan makanan setelah jenazah dimakamkan adalah bagian dari niyahah atau meratapi jenazah”.
ويستحب لجيران أهل الميت – ولو أجانب – ومعارفهم – وإن لم يكونوا جيرانا – وأقاربه الاباعد – وإن كانوا بغير بلد الميت – أن يصنعوا لاهله طعاما يكفيهم يوما وليلة، وأن يلحوا عليهم في الاكل
Dianjurkan bagi para tetangga-meski bukan mahram dengan jenazah, kawan dari keluarga mayit –meski bukan berstatus sebagai tetangga-dan kerabat jauh dari mayit –meskipun mereka berdomisili di lain daerah- untuk membuatkan makanan yang mencukupi bagi keluarga mayit selama sehari-semalam semenjak meninggalnya mayit. Hendaknya keluarga mayit agak dipaksa untuk mau menikmati makanan yang telah dibuatkan untuk mereka.
ويحرم صنعه للنائحة، لانه إعانة على معصية
Haram hukumnya menyediakan makanan untuk wanita yang meratapi mayit karena tindakan ini merupakan dukungan terhadap kemaksiatan
Aku- yaitu penulis kitab Hasyiyah I’anah al Thalibin- telah membaca sebuah pertanyaan yang diajukan kepada para mufti di Mekah mengenai makanan yang dibuat oleh keluarga mayit dan jawaban mereka untuk pertanyaan tersebut.
Berikut ini teks pertanyaan dan jawabannya.
ما قول المفاتي الكرام بالبلد الحرام دام نفعهم للانام مدى الايام، في العرف الخاص في بلدة لمن بها من الاشخاص أن الشخص إذا انتقل إلى دار الجزاء، وحضر معارفه وجيرانه العزاء، جرى العرف بأنهم ينتظرون الطعام، ومن غلبة الحياء على أهل الميت يتكلفون التكلف التام، ويهيئون لهم أطعمة عديدة، ويحضرونها لهم بالمشقة الشديدة.
Pertanyaan, “Apa yang dikatakan oleh para mufti yang mulia di tanah haram –semoga ilmu mereka bermanfaat untuk banyak orang sepanjang zaman– tentang tradisi yang ada di suatu daerah. Tradisi ini hanya dilakukan oleh beberapa orang di daerah tersebut. Tradisi tersebut adalah jika ada seorang yang meninggal dunia lantas datanglah kawan-kawan mayit dan tetangganya untuk menyampaikan belasungkawa, maka para kawan mayit dan tetangga ini menunggu-nunggu adanya makanan yang disuguhkan. Karena sangat malu, maka keluarga mayit sangat memaksakan diri untuk menyiapkan beragam jenis makanan lalu menyuguhkannya kepada para tamu meski dalam kondisi yang sangat kerepotan.
فهل لو أراد رئيس الحكام – بما له من الرفق بالرعية، والشفقة على الاهالي – بمنع هذه القضية بالكلية ليعودوا إلى التمسك بالسنة السنية، المأثورة عن خير البرية وإلى عليه ربه صلاة وسلاما، حيث قال: اصنعوا لآل جعفر طعاما يثاب على هذا المنع المذكور ؟ أفيدوا بالجواب بما هو منقول ومسطور.
Seandainya penguasa di daerah tersebut –karena belas kasihan dengan rakyat dan sayang dengan keluarga mayit– melarang keras perbuatan di atas agar rakyatnya kembali berpegang teguh dengan sunah sebaik-baik makhluk yang pernah bersabda, “Buatkan makanan untuk keluarga Ja’far”. Apakah penguasa tersebut akan mendapatkan pahala karena melarang kebiasaan di atas? Berilah kami jawaban secara tertulis”.
Jawaban: “Segala puji hanyalah milik Allah. Semoga Allah senantiasa menyanjung junjungan kita, Muhammad, keluarga, sahabat dan semua orang yang meniti jalan mereka. Aku meminta petunjuk untuk memberikan jawaban yang benar kepada Allah.
نعم، ما يفعله الناس من الاجتماع عند أهل الميت وصنع الطعام، من البدع المنكرة التي يثاب على منعها والي الامر، ثبت الله به قواعد الدين وأيد به الاسلام والمسلمين.
Betul, acara kumpul-kumpul di rumah duka dan kegiatan membuat makanan yang dilakukan oleh banyak orang adalah salah satu bentuk bid’ah yang munkh. Sehingga penguasa yang melarang kebiasaan tersebut akan mendapatkan pahala karenanya. Semoga Allah meneguhkan kaidah-kaidah agama dan menguatkan Islam dan muslimin dengan sebab beliau.
قال العلامة أحمد بن حجر في (تحفة المحتاج لشرح المنهاج): ويسن لجيران أهله – أي الميت – تهيئة طعام يشبعهم يومهم وليلتهم،
Al-’Allamah Ahmad bin Hajar dalam Tuhfah al Muhtaj li Syarh al Minhajmengatakan, “Dianjurkan bagi para tetangga keluarga mayit untuk menyiapkan makanan yang cukup untuk mengenyangkan keluarga mayit selama sehari dan semalam
Dalilnya adalah sebuah hadits yang sahih, “Buatkan makanan untuk keluarga Ja’far karena telah datang kepada mereka duka yang menyibukkan mereka –dari menyiapkan makanan–”
ويلح عليهم في الاكل ندبا، لانهم قد يتركونه حياء، أو لفرط جزع.
Dianjurkan hukumnya keluarga mayit untuk agak dipaksa untuk mau menikmati makanan yang telah disiapkan kepada mereka karena boleh jadi mereka tidak mau makan karena malu atau sangat sedih.
ويحرم تهيئه للنائحات لانه إعانة على معصية،
Haram hukumnya menyediakan makanan untuk wanita yang meratapi mayit karena tindakan ini merupakan dukungan terhadap kemaksiatan
وما اعتيد من جعل أهل الميت طعاما ليدعوا الناس إليه، بدعة مكروهة – كإجابتهم لذلك،
Kebiasaan sebagian orang seperti keluarga mayit membuat makanan lalu mengundang para tetangga untuk menikmatinya adalah bid’ah makruh. Demikian pula mendatangi undangan tersebut termasuk bid’ah makruh.
لما صح عن جرير رضي الله عنه: كنا نعد الاجتماع إلى أهل الميت وصنعهم الطعام بعد دفنه من النياحة.
Dalilnya adalah sebuah riwayat yang sahih dari Jarir, “Kami menilai berkumpulnya banyak orang di rumah keluarga mayit, demikian pula aktivitas keluarga mayit membuatkan makanan setelah jenazah dimakamkan adalah bagian dari niyahahatau meratapi jenazah”.
ووجه عده من النياحة ما فيه من شدة الاهتمام بأمر الحزن.
Alasan logika yang menunjukkan bahwa hal tersebut termasuk niyahah adalah karena perbuatan tersebut menunjukkan perhatian ekstra terhadap hal yang menyedihkan
ومن ثم كره اجتماع أهل الميت ليقصدوا بالعزاء، بل ينبغي أن ينصرفوا في حوائجهم، فمن صادفهم عزاهم.اه.
Oeh karena itu, makruh hukumnya keluarga mayit berkumpul supaya orang-orang datang menyampaikan bela sungkawa. Sepatutnya keluarga mayit sibuk dengan keperluan mereka masing-masing lantas siapa saja yang kebetulan bertemu dengan mereka menyampaikan bela sungkawa. Sekian penjelasan dari penulis Tuhfah al Muhtaj.
في حاشية العلامة الجمل على شرح المنهج: ومن البدع المنكرة والمكروه فعلها: ما يفعله الناس من الوحشة والجمع والاربعين، بل كل ذلك حرام إن كان من مال محجور، أو من ميت عليه دين، أو يترتب عليه ضرر، أو نحو ذلك.اه.
Dalam Hasyiyah al Jamal untuk kitab Syarh al Manhaj disebutkan, “Termasuk bid’ah munkarah dan makruhah adalah perbuatan banyak orang yang mengungkapkan rasa sedih lalu mengumpulkan banyak orang pada hari ke-40 kematian mayit. Bahkan semua itu hukumnya haram jika acara tersebut dibiayai menggunakan harta anak yatim atau mayit meninggal dunia dalam keadaan meninggalkan hutang atau menimbulkan keburukan dan semisalnya.” Sekian dari Hasyiyah al Jamal.
قد قال رسول الله (صلى الله عليه و سلم ) لبلال بن الحرث رضي الله عنه: يا بلال من أحيا سنة من سنتي قد أميتت من بعدي، كان له من الاجر مثل من عمل بها، لا ينقص من أجورهم شيئا.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Bilal bin al Harts, “Wahai Bilal, siapa saja yang menghidupkan salah satu sunahku yang telah mati sepeninggalku maka baginya pahala semisal dengan pahala semua orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi sedikitpun pahala mereka.
ومن ابتدع بدعة ضلالة لا يرضاها الله ورسوله، كان عليه مثل من عمل بها، لا ينقص من أوزارهم شيئا.
Sebaliknya siapa saja yang membuat bid’ah yang sesat yang tidak diridhai oleh Allah dan rasul-Nya maka dia akan menanggung dosa semisal dosa semua orang yang melakukannya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun”.
وقال (صلى الله عليه و سلم ): إن هذا الخير خزائن، لتلك الخزائن مفاتيح، فطوبى لعبد جعله الله مفتاحا للخير، مغلاقا للشر.وويل لعبد جعله الله مفتاحا للشر، مغلاقا للخير.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kebaikan itu bagaikan simpanan. Simpanan tersebut memiliki kunci. Sungguh beruntung seorang hamba yang dijadikan oleh Allah sebagai kunci pembuka kebaikan dan penutup kejelekan. Celakalah seorang hamba yang dijadikan oleh Allah sebagai kunci pembuka kejelekan dan kunci penutup kebaikan”.
ولا شك أن منع الناس من هذه البدعة المنكرة فيه إحياء للسنة، وإماته للبدعة، وفتح لكثير من أبواب الخير، وغلق لكثير من أبواب الشر، فإن الناس يتكلفون تكلفا كثيرا، يؤدي إلى أن يكون ذلك الصنع محرما. والله سبحانه وتعالى أعلم.
Tidaklah diragukan bahwa melarang masyarakat dari bid’ah munkarah di atas berarti menghidupkan sunah dan mematikan bid’ah, membuka berbagai pintu kebaikan dan menutup berbagai pintu keburukan. Banyak orang yang terlalu memaksakan diri untuk melakukan acara di atas sehingga menyebabkan perbuatan tersebut statusnya adalah perbuatan yang haram”.
كتبه المرتجي من ربه الغفران: أحمد بن زيني دحلان – مفتي الشافعية بمكة المحمية – غفر الله له، ولوالديه، ومشايخه، والمسلمين.
Demikianlah fatwa tertulis yang ditulis oleh Ahmad bin Zaini Dahan, mufti Syafi’i di Mekah. Semoga Allah mengampuninya, kedua orang tuanya, para gurunya dan seluruh kaum muslimin.
Segala puji hanyalah milik Allah. Kepada zat yang memberi nikmat untuk seluruh makhluk aku-mufti Hanafi-memohon taufik dan pertolongan-Nya.
نعم، يثاب والي الامر – ضاعف الله له الاجر، وأيده بتأييده – على منعهم عن تلك الامور التي هي من البدع المستقبحة عند الجمهور.
Betul, penguasa tersebut –semoga Allah berikan kepadanya pahala yang berlipat ganda dan moga Allah selalu menolongnya- akan mendapatkan pahala dengan melarang masyarakat melakukan acara tersebut yang berstatus sebagai bid’ah yang jelek menurut mayoritas ulama.
قال في (رد المحتار تحت قول الدر المختار) ما نصه: قال في الفتح: ويستحب لجيران أهل الميت، والاقرباء الاباعد، تهيئة طعام لهم يشبعهم يومهم وليلتهم، لقوله (صلى الله عليه و سلم ): اصنعوا لآل جعفر طعاما فقد جاءهم ما يشغلهم.حسنه الترمذي، وصححه الحاكم.
Penulis kitab Radd al Muhtar yang merupakan penjelasan untuk kitab Al Durr al Mukhtar mengatakan sebagai berikut, “Dalam kitab al Fath disebutkan, dianjurkan bagi para tetangga keluarga mayit dan kerabat jauh mayit untuk menyiapkan makanan yang cukup untuk mengenyangkan mereka selama sehari dan semalam mengingat sabda Nabi, “Buatkan makanan untuk keluarga Ja’far karena telah datang kepada mereka duka yang menyibukkan mereka-dari menyiapkan makanan-”. Hadits ini dinilai hasan oleh Tirmidzi dan dinilai sahih oleh al Hakim.
ولانه بر ومعروف،
Menyediakan makanan untuk keluarga mayit adalah kebaikan.
ويلح عليهم في الاكل، لان الحزن يمنعهم من ذلك، فيضعفون حينئذ.
Hendaknya keluarga mayit agak dipaksa untuk menikmati makanan yang disediakan untuk mereka karena kesedihan menghalangi mereka untuk berselera makan sehingga mereka malas untuk makan”.
وقال أيضا: ويكره الضيافة من الطعام من أهل الميت، لانه شرع في السرور، وهي بدعة.
Penulis Radd al Muhtar juga mengatakan, “Makruh hukumnya bagi keluarga mayit untuk menyajikan makanan karena menyajikan makanan itu disyaratkan ketika kondisi berbahagia. Sehingga perbuatan keluarga mayit menyajikan makanan adalah bid’ah.
روى الامام أحمد وابن ماجه بإسناد صحيح، عن جرير بن عبد الله، قال: كنا نعد الاجتماع إلى أهل الميت وصنعهم الطعام من النياحة.اه.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Majah dengan sanad yang sahih dari Jari bin Abdillah mengatakan, “Kami menilai berkumpulnya banyak orang di rumah keluarga mayit, demikian pula aktivitas keluarga mayit membuatkan makanan adalah bagian dari niyahah atau meratapi jenazah”. Sekian penjelasan penulis kitabRadd al Muhtar-kitab fikih mazhab Hanafi-.
وفي البزاز: ويكره اتخاذ الطعام في اليوم الاول والثالث وبعد الاسبوع، ونقل الطعام إلى القبر في المواسم إلخ.
Dalam kitab Al Bazzaz disebutkan, “Makruh hukumnya membuat makanan pada hari pertama, ketiga dan ketujuh setelah kematian. Demikian pula, makruh hukumnya membawa makanan ke kuburan di berbagai kesempatan dst”.
وتمامه فيه، فمن شاء فليراجع. والله سبحانه وتعالى أعلم.
Penjelasan detailnya ada di kitab tersebut. Siapa saja yang ingin penjelasan lengkap silahkan membaca sendiri buku tersebut. Wallahu a’lam.
Demikianlah fatwa tertulis yang disampaikan oleh pelayan syariat dan minhaj Islam, Abdurrahman bin Abdillah Siraj al Hanafi, mufti Mekah seraya memuji Allah, dan mengucapkan salawat dan salam untuk rasul-Nya.
Fatwa yang sama juga disampaikan oleh mufti Maliki dan mufti Hanbali”.
Allahu a’lam
Allahu a’lam
Disadur dari http://www.konsultasisyariah.com/menghadiahkan-pahala-sedekah-untuk-mayit/
Dibalik Pesona Batu Permata
Batu permata banyak dicari orang dengan tujuan yang beda-beda, pada umunya batu permata digunakan sebagai perhiasan, tetapi selain itu batu permata atau batu mulia juga digunakan untuk diambil tuahnya atau khasiatnya, karena ada sebagian batu permata yang dianggapa oleh masyarakat mempunyai kemampuan tertentu, terlepas dari itu semua, batu permata memiliki kenampakkan yang indah, dan bahkan beberapa batu permata termasuk barang yang langkah.
Batu permata merupakan sebuah mineral, batu yang dibentuk dari hasil proses geologi yang digunakan sebagai hiasan, mempunyai harga jual tinggi, dan diminati oleh para kolektor. Batu permata harus memiliki kriteria sebagai berikut : Kelimpahannya sedikit (unsur jarang), memiliki kenampakan yang indah, keras, dan resisten terhadap korosi. Batu permata harus dipoles sebelum dijadikan perhiasan. Cabang dari mineralogy yang secara khusus mempelajari tentang batu permata disebut gemology. Batu permata sering disebut juga dengan batu mulia atau gemstone.
Proses pembentukan gemstone dialam terjadi dalam tiga proses yaitu penguapan dari larutan, penyubliman gas, dan kristalisasi.
1.) Penguapan merupakan proses perubahan cairan menjadi padatan ketika temperature bertambah. Adapun jenis-jenis larutan yang dapat menguap dan membentuk mineral antara lain air permukaan, air tanah, dan larutan hidrotermal.
2.) Penyubliman gas (Sublimasi) adalah proses perubahan dari gas menjadi padatan ketika temperature berkurang. Proses ini terjadi ketika gas-gas volkanik keluar ke permukaan bumi atau gas-gas dari larutan terpisah di bawah permukaan bumi.
3.) Kristalisasi adalah perubahan bentuk dari cairan menjadi padatan saat temperature menurun. Kristalisasi terjadi pada aliran lava di permukaan yang membentuk mineral vulkanik atau pada magma di bawah permukaan yang membentuk mineral plutonik.
Ada beberapa jenis batu permata yang sangat terkenal yaitu Berlian (Intan), Safir, Zamrud (Emerald), Opal, dan Amethyst. Berikut ini deskripsi singkat batuan tersebut:
Berlian (C)
Warna : Bening , jingga , merah muda , hijau , hitam.
Cerat : Putih
Kilap : Kilap Intan
Belahan : Sempurna
Pecahan : Choncoidal
Kekerasan : 10 Skala Mohs
Derajat Transparansi : Transparan
Berat jenis : 3,5 gr/cm3
Sistem Kristal : Isometrik
Genesa :
Intan terbentuk pada pembentukan batuan beku ultrabasa, yaitu porfiri-olivin, atau porfiri kaya flogopit. Batuan ini dikenal sebagai kimberlit. Dapat dijumpai dalam deposit alluvial , baik di sungai-sungai maupun di pantai.
Kegunaan :
Sebagai alat pemotong kaca dalam industri , dipasang pada mata bor untuk eksplorasi, dan untuk perhiasan sebagai batu permata.
Safir (Al2O3)
Warna : Biru, Hijau , Putih, Oren, Coklat, Abu-abu, Putih, dan Colorless.
Cerat : Biru, Putih
Kilap : Kaca sampai Intan
Belahan : Tidak ada
Pecahan : Choncoidal
Kekerasan : 9 Skala Mohs
Derajat Transparansi : Transparan ke Translusen
Berat jenis : 3.9 – 4.1 gr/cm3
Sistem Kristal : Hexagonal
Genesa :
Safir termasuk dalam kelompok korondum, safir banyak ditemukan di Sri Lanka, Burma (Myanmar), Thailand, Cambodia, Madagaskar, Tanzania, Montana (USA), Kashmir (India)
Kegunaan :
Safir digunakan untuk perhiasan sebagai batu permata, selain itu juga sebagai batu koleksi. Beberapa jenis Safir yang terkenal di dunia adalah Star of India, Logan Sapphire, dan Midnight Star.
Emerald (Be3Al2SiO6)
Emerald atau sering disebut juga dengan Zamrud yaitu Batu mulia yang berwarna hijau sampai hijau tua yang mengandung beryllium, dimana cahaya hijaunya disebabkan adanya kromium. Sementara, kandungan vanadium dan besi menyebabakan zamrud mempunyai warna beragam. Berikut ini deskripsi mineral tersebut:
Warna : Hijau Hiaju Tua
Cerat : Hijau
Kilap : Kaca
Belahan : Tidak ada
Pecahan : Choncoidal
Kekerasan : 7.5 - 8 Skala Mohs
Derajat Transparansi : Transparan ke Translusen
Berat jenis : 2.6 – 2.8 gr/cm3
Sistem Kristal : Hexagonal
Kegunaan :
Emerald digunakan untuk perhiasan sebagai batu permata, selain itu juga sebagai batu koleksi. Emerald terbesar dengan bobot 11,5 Kg (57.500 Carat) ditemukan di Canada. Emerald banyak ditemukan di Colombia, Brazilia, China, Russia, California, Afghanistan.
Opal (Sio2nH2o)
Opal memiliki warna berbagai paduan warna, perpaduan warna tersebutlah yang membuat batu ini memiliki daya tarik tersendiri. Opal di Indonesia sering disebut dengan batu Kalimaya, Negara Australia merupakan Negara pengekspor opal terbesar di dunia.
Berikut ini adalah deskripsi dari Opal.
Warna : Putih, Biru, Merah, Hijau, Kuning, Ungu, Hitam, Colorless
Cerat : Multicolored
Kilap : Kaca, Mutiara, Lilin
Belahan : Tidak ada
Pecahan : Choncoidal
Kekerasan : 5.5 – 6.5 Skala Mohs
Derajat Transparansi : Transparan ke Translusen
Berat jenis : 1.98 – 2.25 gr/cm3
Sistem Kristal : Amorf
Kegunaan :
Opal digunakan untuk perhiasan sebagai batu permata, selain itu juga sebagai batu koleksi. Beberapa jenis Opal yang terkenal adalah Opal Api, Opal Hitam, Opal Kristal, dan Opal Bunglon. Opal banyak ditemukan di Indonesia, Ethiopia, Sudan, Nevada, Oregon, California.
Amethyst (SiO2)
Amethyst adalah batu yang terkenal karena keindahan warna ungunya. Batu ini sudah dikenal sejak zaman prasejarah. Bahakan, pada zaman Mesir Kuno. Amethyst di Indonesia sering disebut dengan Batu Kecubung.
Warna : Ungu
Cerat : Putih
Kilap : Kaca
Belahan : Poor
Pecahan : Choncoidal
Kekerasan : 7 Skala Mohs
Derajat Transparansi : Transparan ke Translusen
Berat jenis : 2.63 – 2.65 gr/cm3
Sistem Kristal : Hexagonal
Kegunaan :
Amethyst digunakan untuk perhiasan sebagai batu permata, selain itu juga sebagai batu koleksi dengan ukiran indahnya. Amethyst terasuk dalam kelompok Kuarsa. Beberapa jenis Amethyst (Kecumbung) yang terkenal adalah Amethyst Emas, Amethyst Asihan, Amethyst Ekstra Ungu. Amethyst di dunia ditemukan di Argentina, Mexico, Zambia, Canada, Arizona, dan Afrika Selatan.
Daftar Pustaka:
http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_permata
http://www.minerals.net/gemstone/amethyst_gemstone.aspx#sthash.2kMloMRw.dpuf
http://www.minerals.net/gemstone/sapphire_gemstone.aspx#sthash.SKoyThgw.dpuf
http://www.minerals.net/gemstone/opal_gemstone.aspx#sthash.f1ODr87c.dpuf
http://www.minerals.net/gemstone/emerald_gemstone.aspx#sthash.0Dt8Ng5q.dpuf
![]() |
Gambar 1. Aneka Macam Batu Permata Sumber: http://akikindo.blogspot.com/2014/06/mengenal-mineral-batu-mulia-permata.html |
Proses pembentukan gemstone dialam terjadi dalam tiga proses yaitu penguapan dari larutan, penyubliman gas, dan kristalisasi.
1.) Penguapan merupakan proses perubahan cairan menjadi padatan ketika temperature bertambah. Adapun jenis-jenis larutan yang dapat menguap dan membentuk mineral antara lain air permukaan, air tanah, dan larutan hidrotermal.
2.) Penyubliman gas (Sublimasi) adalah proses perubahan dari gas menjadi padatan ketika temperature berkurang. Proses ini terjadi ketika gas-gas volkanik keluar ke permukaan bumi atau gas-gas dari larutan terpisah di bawah permukaan bumi.
3.) Kristalisasi adalah perubahan bentuk dari cairan menjadi padatan saat temperature menurun. Kristalisasi terjadi pada aliran lava di permukaan yang membentuk mineral vulkanik atau pada magma di bawah permukaan yang membentuk mineral plutonik.
Ada beberapa jenis batu permata yang sangat terkenal yaitu Berlian (Intan), Safir, Zamrud (Emerald), Opal, dan Amethyst. Berikut ini deskripsi singkat batuan tersebut:
Berlian (C)
![]() |
Gambar 2. Batu Berlian. Sumber : http://www.minerals.net/gemstone/diamond_gemstone.aspx |
Warna : Bening , jingga , merah muda , hijau , hitam.
Cerat : Putih
Kilap : Kilap Intan
Belahan : Sempurna
Pecahan : Choncoidal
Kekerasan : 10 Skala Mohs
Derajat Transparansi : Transparan
Berat jenis : 3,5 gr/cm3
Sistem Kristal : Isometrik
Genesa :
Intan terbentuk pada pembentukan batuan beku ultrabasa, yaitu porfiri-olivin, atau porfiri kaya flogopit. Batuan ini dikenal sebagai kimberlit. Dapat dijumpai dalam deposit alluvial , baik di sungai-sungai maupun di pantai.
Kegunaan :
Sebagai alat pemotong kaca dalam industri , dipasang pada mata bor untuk eksplorasi, dan untuk perhiasan sebagai batu permata.
Safir (Al2O3)
![]() |
Gambar 3. Safir Sumber : http://www.minerals.net/gemstone/sapphire_gemstone.aspx#sthash.SKoyThgw.dpuf |
Warna : Biru, Hijau , Putih, Oren, Coklat, Abu-abu, Putih, dan Colorless.
Cerat : Biru, Putih
Kilap : Kaca sampai Intan
Belahan : Tidak ada
Pecahan : Choncoidal
Kekerasan : 9 Skala Mohs
Derajat Transparansi : Transparan ke Translusen
Berat jenis : 3.9 – 4.1 gr/cm3
Sistem Kristal : Hexagonal
Genesa :
Safir termasuk dalam kelompok korondum, safir banyak ditemukan di Sri Lanka, Burma (Myanmar), Thailand, Cambodia, Madagaskar, Tanzania, Montana (USA), Kashmir (India)
Kegunaan :
Safir digunakan untuk perhiasan sebagai batu permata, selain itu juga sebagai batu koleksi. Beberapa jenis Safir yang terkenal di dunia adalah Star of India, Logan Sapphire, dan Midnight Star.
Emerald (Be3Al2SiO6)
![]() |
Gambar 4. Batu Zamrud (Emerald) Sumber : http://www.minerals.net/gemstone/emerald_gemstone.aspx#sthash.0Dt8Ng5q.dpuf |
Emerald atau sering disebut juga dengan Zamrud yaitu Batu mulia yang berwarna hijau sampai hijau tua yang mengandung beryllium, dimana cahaya hijaunya disebabkan adanya kromium. Sementara, kandungan vanadium dan besi menyebabakan zamrud mempunyai warna beragam. Berikut ini deskripsi mineral tersebut:
Warna : Hijau Hiaju Tua
Cerat : Hijau
Kilap : Kaca
Belahan : Tidak ada
Pecahan : Choncoidal
Kekerasan : 7.5 - 8 Skala Mohs
Derajat Transparansi : Transparan ke Translusen
Berat jenis : 2.6 – 2.8 gr/cm3
Sistem Kristal : Hexagonal
Kegunaan :
Emerald digunakan untuk perhiasan sebagai batu permata, selain itu juga sebagai batu koleksi. Emerald terbesar dengan bobot 11,5 Kg (57.500 Carat) ditemukan di Canada. Emerald banyak ditemukan di Colombia, Brazilia, China, Russia, California, Afghanistan.
Opal (Sio2nH2o)
![]() |
Gambar 5. Batu Opal Sumber : http://www.minerals.net/gemstone/opal_gemstone.aspx#sthash.f1ODr87c.dpuf |
Opal memiliki warna berbagai paduan warna, perpaduan warna tersebutlah yang membuat batu ini memiliki daya tarik tersendiri. Opal di Indonesia sering disebut dengan batu Kalimaya, Negara Australia merupakan Negara pengekspor opal terbesar di dunia.
Berikut ini adalah deskripsi dari Opal.
Warna : Putih, Biru, Merah, Hijau, Kuning, Ungu, Hitam, Colorless
Cerat : Multicolored
Kilap : Kaca, Mutiara, Lilin
Belahan : Tidak ada
Pecahan : Choncoidal
Kekerasan : 5.5 – 6.5 Skala Mohs
Derajat Transparansi : Transparan ke Translusen
Berat jenis : 1.98 – 2.25 gr/cm3
Sistem Kristal : Amorf
Kegunaan :
Opal digunakan untuk perhiasan sebagai batu permata, selain itu juga sebagai batu koleksi. Beberapa jenis Opal yang terkenal adalah Opal Api, Opal Hitam, Opal Kristal, dan Opal Bunglon. Opal banyak ditemukan di Indonesia, Ethiopia, Sudan, Nevada, Oregon, California.
Amethyst (SiO2)
![]() |
Gambar 5. Batu Amethyst (Kecubung) Sumber : http://www.minerals.net/gemstone/amethyst_gemstone.aspx#sthash.2kMloMRw.dpuf |
Amethyst adalah batu yang terkenal karena keindahan warna ungunya. Batu ini sudah dikenal sejak zaman prasejarah. Bahakan, pada zaman Mesir Kuno. Amethyst di Indonesia sering disebut dengan Batu Kecubung.
Warna : Ungu
Cerat : Putih
Kilap : Kaca
Belahan : Poor
Pecahan : Choncoidal
Kekerasan : 7 Skala Mohs
Derajat Transparansi : Transparan ke Translusen
Berat jenis : 2.63 – 2.65 gr/cm3
Sistem Kristal : Hexagonal
Kegunaan :
Amethyst digunakan untuk perhiasan sebagai batu permata, selain itu juga sebagai batu koleksi dengan ukiran indahnya. Amethyst terasuk dalam kelompok Kuarsa. Beberapa jenis Amethyst (Kecumbung) yang terkenal adalah Amethyst Emas, Amethyst Asihan, Amethyst Ekstra Ungu. Amethyst di dunia ditemukan di Argentina, Mexico, Zambia, Canada, Arizona, dan Afrika Selatan.
Daftar Pustaka:
http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_permata
http://www.minerals.net/gemstone/amethyst_gemstone.aspx#sthash.2kMloMRw.dpuf
http://www.minerals.net/gemstone/sapphire_gemstone.aspx#sthash.SKoyThgw.dpuf
http://www.minerals.net/gemstone/opal_gemstone.aspx#sthash.f1ODr87c.dpuf
http://www.minerals.net/gemstone/emerald_gemstone.aspx#sthash.0Dt8Ng5q.dpuf
Dasar-Dasar dalam Mineralogi
Setelah membahas jauh
mengenai golongan-golongan mineral dalam klasifikasi Dana, ternyata ada satu
hal yang belum disampaikan dan sangat penting yaitu dasar-dasar dalam mineralogi,
dari dasar-dasar mineralogy inilah nantinya digunakan untuk mengidentifikasikan
dan mengelompokkan suatu mineral.
Mineral memiliki
sifat sifat unik yang berbeda beda pada setiap mineralnya. Dengan mengenai
sifat sifat ini maka dapat diketahui jenis dan nama mineralnya bahkan kandungan
kimianya. Berikut adalah sifat – sifat mineral yang dapat diidentifikasi :
![]() |
Gambar 1. Beberapa Contoh Bijih dan Mineral Sumber : http://www.tumblr.com/search/mineral%20poster |
I. I. SIFAT OPTIS MINERAL
Sifat optis merupakan komponen
atau sifat dari suatu mineral sebagai akibat dari interaksi dengan cahaya.
1. 1. WARNA
Colour atau warna yang dimaksud yaitu kenampakan
sekilas warna luar dari suatu mineral. Warna suatu mineral disebabkan oleh
adanya refraksi atau absorsi cahaya pada wavelength
(panjang gelombang) tertentu.
Warna
dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Idiochromatic, yaitu warna tetap dari suatu mineral tanpa
adanya pengotor, contoh belerang berwarna kuning, serpentin berwarna hijau,
galena berwarna hitam, dll
b. Allochromatic, yaitu warna yang berubah-rubah dari suatu
mineral akibat hadirnya pengotor pada mineral tersebut, contoh variasi pada
kuarsa
Untuk
mengetahui warna dari suatu mineral cukup dengan melihatnya secara sekilas saja
dengan langsung menentukan warnanya.
2. 2. CERAT
Streak atau cerat merupakan warna suatu mineral
dalam bentuk bubuk sehingga cerat merupakan warna asli dari suatu mineral
karena warna luar suatu mineral belum tentu sama dengan warna gores atau
ceratnya, contoh azurit dengan cerat berwarna biru, malasit dengan cerat warna
hijau, kuarsa dengan cerat warna putih, dll.
Cara paling
mudah untuk mendapatkan cerat dari suatu mineral selain dengan menggerus
mineral tersebut menjadi bubuk yaitu dengan menggoreskan mineral pada penampang
putih sehingga diketahui cerat dari mineral tersebut.
3. 3. DIAFENITAS
Diaphaneity atau diafenitas merupakan kemampuan suatu
mineral untuk meneruskan suatu cahaya. Diafenitas sangat dipengaruhi atau
bergantung pada jumlah cahaya yang ditransmisikan oleh suatu mineral, terdapat
setidaknya 3 jenis diafenitas yaitu :
a. Opaque, apabila suatu mineral tidak mampu
mentransmisikan atau ditembus oleh cahaya dikarenakan cahaya sepenuhnya diserap
oleh mineral tersebut, contoh mineral galena, pirit, kalkopirit, dll
b.
Translucent, apabila suatu mineral hanya mampu
mentransmisikan sebagian cahaya yang dikenakan pada mineral tersebut, contoh
mineral plagioklas, ortoklas, aragonit,dll
c.
Transparant, apabila suatu mineral mampu mentransmisikan
atau ditembus oleh seluruh cahaya yang dikenakan pada mineral tersebut, contoh
mineral kalsit, fluorit, dll
4. 4. KILAP
Luster atau kilap merupakan kemampuan suatu mineral
untuk memantulkan cahaya yang dikenakan pada mineral tersebut. Intensitas dari kilap tergantung dari kuantitas cahaya pantul dan
besarnya indeks refraksi dari mineral itu sendiri. Secara garis
besar kilap dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Metallic luster atau kilap logam
Merupakan kilap atau kilapan yang menyerupai
seperti logam yaitu berkilau tetapi opaque,
contoh galena, magnetit, pirit, kalkopirit, hematit, grafit, dll
b. Non-metallic luster atau kilap non-logam
Merupakan
kilap atau kilapan yang tidak seperti logam, kilap jenis ini bermacam-macam
yaitu :
·
Adamantine luster atau kilap intan
Merupakan
kilap yang terlihat cemerlang seperti
intan, contoh intan
·
Vitreous luster atau kilap kaca
Merupakan kilap
yang terlihat seperti kaca, contoh kuarsa, kalsit, halit, dll
·
Silky luster atau kilap sutera
Merupakan
kilap yang terlihat berserat seperti sutera, contoh asbes, gipsum, alkanolit,
dll
·
Resinous luster atau kilap damar
Merupakan
kilap yang terlihat seperti damar atau
menyerupai permen karet, contoh sphalerit
·
Greasy Luster atau kilap lemak
Merupakan
kilap yang terlihat menyerupai lemak atau sabun, contoh opal, serpentin, nefelin,
dll
·
Earthy (dull) luster atau kilap tanah
Merupakan
kilap yang terlihat buram menyerupai tanah, contoh kaolin, limonit, bauksit,
dll
II.
II. SIFAT MEKANIS MINERAL
Sifat mekanis adalah sifat suatu mineral berdasarkan respon terhadap
stress. Stress di sini adalah suatu gaya yang dikenakan pada mineral tersebut.
Setiap mineral memiliki karakteristik masing – masing ketika merespon stress
ini.
Ada dua sifat mekanis mineral, yaitu Kekerasan (hardness) dan Keliatan (tenacity).
1.
1. Kekerasan (hardness)
Kekerasan
(hardness) adalah ketahanan suatu
permukaan mineral terhadap goresan atau abrasi. Kekerasan suatu
mineral dapat dinyataan dalam skala relatif (skala Mohs) dan skala mutlak
(skala Knoop).
a.
Skala Mohs
Skala ini
disusun oleh Frederic Mohs pada tahun 1824 berdasarkan perbedaan kekerasan
relatif dari 10 mineral yang telah diketahui saat itu. Skala ini bersifat
relatif, bukan kuatitatif linear.
b.
Skala Knoop
Skala
Knoop menyatakan kekerasan mineral secara kuantitatif absolut dengan mengukur
ketahanan permukaan mineral terhadap besaran gaya tekan abrasi tertentu.
Skala ini
menggunakan hasil perhitungan dari eksperiman tekanan terkontrol sebuah pensil
bermata intan terhadap permukaan suatu minral yang telah dihaluskan.
Mineral
|
Skala Mohs
|
Skala Knoop
|
|
Lunak
|
Talk
|
1
|
1
|
Gipsum
|
2
|
32
|
|
Kalsit
|
3
|
135
|
|
Menengah
|
Fluorit
|
4
|
163
|
Apatit
|
5
|
430
|
|
Keras
|
Ortoklas
|
6
|
560
|
Kuarsa
|
7
|
820
|
|
Topaz
|
8
|
1340
|
|
Korondum
|
9
|
1800
|
|
Intan
|
10
|
7000
|
Tabel 1.2. Skala
Kekerasana Mineral (Hafferan & O’Brian, 2010)
Faktor yang menentukan kekerasan mineral : Kekuatan ikatan dan Jumlah
ikatan dam struktur Kristal, semakin kuat
ikatan dan semakin banyak ikatan yang terjadi,
semakin keras mineral tersebut.
2. 2. Keliatan (tenacity)
Sifat keliatan (tenacity) ditentukan dari cara
mineral merespon stress jangka pendek dalam temperatur
dan tekanan permukaan. Sifat ini dbagi
menjadi :
a. Elastik :
mineral dapat melengkung ketika dikenakan stress namun akan
kembali ke bentuk semula ketika stress dihilangkan. Contohnya mineral
kelompok mika.
b. Fleksibel :
mineral dapat melengkung tanpa patah namun tidak dapat kembali ke bentuk semula
ketika stress dihilangkan.
c. Malleable : mineral dapat dipipihkan menjadi tipis.
Misalnya kelompok native elements logam seperti emas, perak dan temabaga.
d.
Ductile : mineral dapat dilengkungkan seperti
kawat.
e.
Brittle : mineral hancur atau patah setelah
sebelumnya bersikap sedikit elastik.
f. Sectile : mineral yang dapat dipotong menjadi
serpihan. Biasanya kelompok mineral yang terdiri dari belahan – belahan seperti
kelompok mika.
Karena hampir semua mineral bersifat brittle,
maka sifat-sifat keliatan yang bermanfaat dalam
identifikasi mineral adalah elastik, flexible, dan malleable.
III.
III. SIFAT KIMIA MINERAL
Sifat kimia mineral adalah respon suatu mineral terhadap reaksi kimia.
Hal ini terjadi karena unsur – unsur kimia yang menajdi penyusun suatu mineral.
a.
1. Reaksi Asam
Beberapa
mineral karbonat, seperti kalsit, aragonit, witerit, dan rodokrosit, memiliki sifat
membusa/membuih ketika setetes asam hidroklorik lemah (HCl)
diberikan ke permukaan mineral-mineral
tersebut, maka terjadi pembusaan/pembuihan ketika gas
karbondioksida (CO2) dilepaskan.
b.
2. Rasa
Beberapa mineral
memiliki sifat yang dapat dirasakan oleh indra perasa. Misalnya golongan
halida. Berikut adalah beberapa mineral yang memiliki rasa :
Halit (NaCl) : asin
Silvit (KCl) :
sangat asin hingga terasa pahit
Boraks (Na2B4O7 –
10H2O) : manis
c.
3. Raba
Beberapa mineral lunak, seperti talk, grafit,
dan molibdenit, memiliki karakter serasa debu
ketika diraba. Karakter tersebut akibat dari ikatan lemah van der
Waals yang menyebabkan mineral dapat hancur menjadi
pecahan halus seperti debu yang mampu menempel di suatu permukaan
ketika mineral tersebut digoreskan.
d.
4. Bau
Mineral mineral
tertentu memiliki bau khas. Misalnya bau belerang (mirip telur busuk) dimiliki
oleh mineral Sulfur (S), dan beberapa mineral sulfida seperti markasit (FeS2)
dan sfalerit (ZnS). Dan bau bawang yang dikeluarkan oelh mineral minral yang mengandung
arsenik seperti arsenopirit (FeAsS) dan realgar (AsS).
e.
5. Nyala Pembakaran
Unsur – unsur
penyusun mineral akan memberikan warna nyala pembakaran yang berbeda – beda
sesuai dengan unsurnya. Biasanya uji nyala pembakaran ini digunakan untuk
membedakan mineral dalam kelompok yang sama namun memiliki kation yang berbeda.
Misalnya pada kelopok
karbonat Witerit (BaCO3) dengan strontianit (SrCO3).
Witerit akan memberikan nyala berwarna kuning – hijau sedangkan strontianit
akan memberikan nyala berwarna merah.
IV.
IV. SIFAT KELISTRIKAN
Sifat kelistrikan timbul sebagai respons mineral terhadap suatu medan
listrik. Sifat – sifat tersebut anata lain :
a. A. Piroelektrisitas :
fenomena pertambahan temperatur yang menginduksi arus
listrik yang mengalir dari satu ujung kristal
menuju ujung kristal lainnya. Contohnya mineral turmalin.
b. B. Pizoelektrisitas :
induksi listrik yang dihasilkan oleh pertambahan tekanan atau stress. Penyebabnya
adalah perpindahan muatan ion dalam struktur kristal
akibat stress. Contohnya mineral kuarsa, yang
dulu pernah dipergunakan sebagai pencari
gelombang radio, dan pada mesin jam.
V.
V. SIFAT MAGNETISME
Sifat magnetisme adalah sifat yang dimiliki mineral sebagai respon
terhadap suatu medan magnet. Hal in iterjadi karena adanya momen magnetik pada
spin elektron di unsur yang terdapat pada mineral. Semua mineral memiliki sifat magnetisme dalam
berbagai tingkatan.
a.
A. Diamagnetik :
Dua elektron yang bergerak
berlawanan arah tidak akan menghasilkan medan magnetik (net
zero moment). Mineral
yang bersifat diamagnetik tidak akan tertarik oleh magnet, walaupun magnet yang
kuat sekalipun. Contohnya
kuarsa dan kalsit.
b.
B. Paramagnetik : Unsur paramagnetik memiliki susunan acak
kutub-kutub magnetik atom-atom penyusunnya,
yang akan menjadi teratur bila terpapar medan magnet
eksternal, dan memiliki sifat kemagnetan sementara. Sifat
kemagnetan ini akan hilang jika medan magnet eksternanya dihilangkan. Mineral paramagnetik akan tertarik magnet dengan lemah. Contohnya olivin dan piroksen.
c. C. erromagnetik : Unsur feromagnetik memiliki sifat magnetik
yang kuat ketika terpapar medan magnet eksternal
dan tetap dalam sifat magnetismenya meskipun medan
magnet eksternal telah hilang, hingga mereka terpanaskan di atas
temperatur Curie. Contoh nikel dan kobal.
d.
D. erimagnetik : Memiliki
sifat kemagnetan permanen akibat perputaran elektron yang tidak
paralel. Contohnya magnetit(FeFe2O4) dan pirotit (Fe1-xS).
VI.
VI. SIFAT RADIOAKTIF
Sifat radioaktif pada mineral terjadi karena adanya unsur – unsur
radioaktif dalam mineral tersebut. Unsur radioaktif akan mengalami peluruhan
atau penguraian karana adanya ketidakstabilan inti atom, proses ini kan
melepaskan energi (radiasi).
Isotop yang sering ditemukan pada mineral antara lain potasium (40K),
strontium (87Sr), torium (232Th), uranium (238U
dan 235U) dan samarium (247Sm).
Contoh mineral radioaktif :
·
Metatorberinite (Cu(UO2)2(PO4)28H2O)
– produk aterasi uraninit (UO2)
·
Torberinite (Cu(UO2)2(PO4)2.8
- 12H2O)
·
Autunite (Ca(UO2)2(PO4)2.10
- 12H2O)
VII.
VII. IFAT STATIK MINERAL
A.
A. Densitas
Densitas termasuk
sifat yang paling menentukan dalam pengenalan mineral. Densitas adalah nilai
massa per unit volume dari suatu material yang dinyatakan dalam satuan (g/cm3).
Besar densitas ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya serta kepadatan dari
ikatan unsur-unsur tersebut dalam susunan kristalnya. Besar densitas suatu
mineral bergantung pada jumlah atom per satuan volume dan nomor massa atom
pembentuk mineral tersebut. Penentuan nilai densitas dapat dihitung dengan
menggunakan berbagai percobaan, seperti percoban piknometer ataupun percobaan
cairan berat.
B. Spesific Gravity
Specific gravity merupakan ukuran
kepadatan mineral. Dengan adanya sifat ini, maka kita dapat membedakan beberapa
mineral tanpa harus melakukan uji laboratorium ataupun dengan optik. Seperti
contohnya untuk membedakan antara emas dengan pirit. Walaupun warna dan bentuknya
yang hampir sama, tapi kedua mineral ini dapat dibedakan apabila kita
mengetahui besar specific gravity kedua mineral tersebut. Specific
gravity adalah kuantitas tanpa dimensi, merupakan rasio antara densitas
material dengan densitas air murni pada temperatur dan tekanan standar
(temperatur = 3.9°C, tekanan = 1 atmosphere). Karena densitas air selalu
bernilai 1gr/cm3, maka besar nilai specific gravity selalu identik
dengan nilai densitas suatu mineral. Umumnya
mineral-mineral pembentuk batuan mempunyai nilai specific gravity
sekitar 2.7, meskipun berat jenis rata-rata unsur metal didalamnya berkisar
antara 5. Emas murni mempunyai berat
jenis 19.3.
C. Berat
Berat (weight)
suatu material merupakan percepatan massa total oleh gravitasi. Sedangkan massa
total suatu benda dalam satuan gram (g) atau kilogram (kg) adalah massa total
dari seluruh atom yang menyusunnya. Sehingga besar massa total sebanding dengan
densitas material dikalikan volumenya.
D. Bidang Muka Kristal
Kristal secara
sederhana dapat didefinisikan sebagai zat padat yang mempunyai susunan atom
atau molekul yang teratur. Keteraturannya tercermin dalam permukaan kristal
yang berupa bidang-bidang datar dan rata yang mengikuti pola-pola tertentu.
Bidang-bidang datar ini disebut sebagai bidang muka kristal. Sudut antara
bidang-bidang muka kristal yang saling berpotongan besarnya selalu tetap pada
suatu kristal. Bidang muka kristal itu baik letak maupun arahnya ditentukan
oleh perpotongannya dengan sumbu-sumbu kristal. Panjangnya sumbu dari titik
pusat kristal hingga ke axial interception disebut sebagai parameter. Jumlah
sumbu, rasio parameter, sudut antar sumbu, akan menentukan sistem kristal yang
sedang dibentuk. Berikut pengelompokkan sistem kristal pada mineral :
1. Sistem Isometrik
Sistem kristal
Isometrik memiliki axial ratio (perbandingan sumbu a = b = c, yang artinya
panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki
sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua
sudut kristalnya ( α , β dan γ ) tegak lurus satu sama lain (90˚).
2. Sistem Tetragonal
Sistem Kristal
Tetragonal memiliki axial ratio (perbandingan
sumbu) a = b ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b tapi tidak
sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal
ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalografinya ( α , β dan γ )
tegak lurus satu sama lain (90˚).
Beberapa contoh
mineral dengan sistem kristal Tetragonal ini adalah rutil, autunite,
pyrolusite, Leucite, scapolite (Pellant, Chris: 1992).
3. Sistem
Hexagonal
Sistem kristal
Hexagonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b = d ≠ c , yang
artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak
sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ; γ =
120˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut α dan β saling tegak lurus dan
membentuk sudut 120˚ terhadap sumbu γ.
Beberapa contoh
mineral dengan sistem kristal Hexagonal ini adalah quartz, corundum,
hematite, calcite, dolomite, apatite. (Mondadori, Arlondo. 1977).
4. Sistem Trigonal
Trigonal memiliki axial
ratio (perbandingan sumbu) a = b = d
≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d,
tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β =
90˚ ; γ = 120˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut α dan β saling tegak
lurus dan membentuk sudut 120˚ terhadap sumbu γ.
Beberapa contoh
mineral dengan sistem kristal Trigonal ini adalah tourmaline dan
cinabar (Mondadori, Arlondo. 1977).
5. Sistem Orthorhombik
Sistem kristal
Orthorhombik memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya
panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain.
Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada
sistem ini, ketiga sudutnya saling tegak lurus (90˚).
Beberapa contoh
mineral denga sistem kristal Orthorhombik ini adalah stibnite,
chrysoberyl, aragonite dan witherite (Pellant, chris. 1992).
6. Sistem Monoklin
Monoklin artinya
hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu
a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus terhadap sumbu c, tetapi sumbu c
tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang
yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b paling pendek.
Beberapa contoh
mineral dengan ancer kristal Monoklin ini adalah azurite,
malachite, colemanite, gypsum, dan epidot (Pellant, chris. 1992).
7. Sistem
Triklin
Sistem kristal
Triklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya
panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain.
Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β ≠ γ ≠ 90˚. Hal ini berarti, pada
system ini, sudut α, β dan γ tidak saling tegak lurus satu dengan yang lainnya.
Beberapa contoh
mineral dengan ancer kristal Triklin ini adalah albite, anorthite,
labradorite, kaolinite,microcline dan anortoclase (Pellant, chris.
1992)
Sedangkan berdasarkan
pertumbuhan kristal, dikelompokkan menjadi :
a.
Euhedral : apabila bentuk
kristal dan butiran mineral mempunyai bidang kristal yang sempurna.
b.
Subhedral : apabila bentuk kristal
dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang kristal yang sempurna.
c.
Anhedral : apabila bentuk
kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang kristal yang tidak sempurna.
E.
Bidang Belah
Belahan sendiri
merupakan kecenderungan dari beberapa kristal mineral untuk pecah melalui
bidang lemah yang terdapat pada struktur kristalnya. Kenampakan mineral untuk
membelah pada umumnya melalui bidang belahan yang rata, halus dan licin serta
pada umumnya selalu berpasangan. Belahan ini merupakan gambaran dari struktur
dalam kristal berdasarkan dari sifat setiap atom penyusunnya. Kesempurnaan
belahan diberikan dalam istilah sempurna, baik, cukup atau buruk.
1. Belahan sempurna (Perfect)
Yaitu apabila suatu
mineral mudah terbelah melalui arah belahnya bidang-bidang yang terbelah akan membentuk
bidang yang datar dan licin. Contohnya : Muscovite, Calcite, dan Galena.
2. Belahan baik (Good)
Yaitu apabila suatu
mineral mudah membelah pada bidang belahnya akan tetapi kadang-kadang akan
terdapat belahan yang memotong bidang belahnya atau pembelahan yang tidak pada
bidang belahnya. Bidang belahannya akan rata dan licin, tapi masih dapat pecah
melalui bidang lain. Contohnya : Feldspar dan Hyperstone.
3. Belahan Jelas (Distinct)
Yaitu apabila arah
belahnya dapat terlihat jelas tetapi mineral tersebut sukar untuk membelah
melalui bidang belahnya itu sendiri. Contohnya: Hornblende dan Staurolite.
4. Belahan tidak jelas (Indistinct)
Yaitu apabila arah
belahnya mineral masih dapat dilihat tapi kemungkinan terbelah melalui arah
belahnya dengan kemungkinan pecah memotong arah belahannya sama. Bidang belahan
seperti garis atau kenampakan striasi pada bidang belahannya. Contohnya: Magnetite
dan Corundum.
5. Belahan tidak sempurna (Imperfect)
Yaitu apabila suatu
mineral sudah tidak terlihat arah belahnya tetapi mineral akan pecah dengan
permukaan rata. Permukaan yang rata ini kemungkinan melalui bidang belahnya
tetapi kemungkinan juga akan memotong bidang belahnya. Contohnya : Apatite
dan Calsiterite.
Apabila ditinjau dari
arah belahannya, maka belahan dapat dibedakan menjadi:
a. Belahan satu arah, contoh : Muscovite,
Asbes,Silimanite,Topaz,Epidote, Kyanite.
b. Belahan dua arah, contoh : Feldspar,
Gypsum, Andalusite.
c. Belahan tiga arah, contoh : Halite,
Calsite, Pirite,Barite.
d. Belahan empat arah, contoh : Fluorite,
Scapolite.
e. Tidak ada belahan, contoh Kuarsa.
F.
Bidang Pecah
Sebagian mineral
ketika pecah menunjukkan permukaan yang tidak rata dan tidak memantulkan
cahaya, yang disebut sebagai bidang pecahan (fracture plane). Pecahan
merupakan pecahnya suatu mineral secara tidak teratur dengan permukaan bidang
pecah yang tidak rata, tidak licin dan tidak teratur. Pecahan dapat terjadi
apabila suatu mineral mendapatkan tekanan yang melampaui batas platisitas dan
elastisitasnya, maka mineral tersbut akan pecah. Pecahan adalah bentuk alamiah
atau karakter dari permukaan mineral jika mieral itu baru saja pecah. Bidang
pecahan merupakan bidang lemah yang dimiliki oleh suatu mineral. Pecahan
terbagi atas beberapa macam yaitu:
1. Conchoidal
Conchoidal merupakan pecahnya
suatu mineral berbentuk seperti pecahan botol kaca ang pecah atau seperti kulit
bawang, contohnya : Opal, Nitter, Obsidian, Kuarsa, Rutil, dll.
2. Hackly
Hackly merupakan pecahnya
suatu mineral berbentuk seperti pecahnya besi-besi runcing, tajam-tajam serta
kasar tidak beraturan, conthonya : Gold, Copper, Platinum, dll.
3. Even
Even merupakan pecahnya
mineral dengan permukaan bidang pecahnya kecil-kecil dengan ujung pecahnya
masih mendekati ujung bidang datar sehingga mempunyai kenampakan yang rata dan
cukup halus. Contohnya : Biotite dan Talk.
4. Uneven
Uneven merupakan pecahnya
mineral yang bidang pecahnya kasar dan tidak teratur. Contohnya :
Cobalitite, Nicolite, Ganet, Rodonit,dll.
5. Splintery
Splintery merupakan pecahan
mineral yang hancur menjadi tajam-tajam kecil-kecil seperti benang/serabut.
Pecahan ini sering juga disebut pecahan fibrous. Contohnya : Flourite,
Asbes, Augite, dll.
6. Earthy
Earthy merupakan mineral
yang dipecah justru akan hancur seperti tanah. Contohnya : Biotite,
Lempung, dll.
Referensi
Hussein, Salahuddin. 2012. “Sifat-Sifat Mineral”. Jurusan Teknik
Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
Hussein, Salahuddin. 2009. “Handout Geologi Dasar 2010”. Jurusan
Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
Winata, Ekrar.
Kusumawardani, F. Dithya. 2013. “Modul
Praktikum Mineralogi 2013 : Identifikasi Mineral 1”. Laboratorium
Mineralogi Geofisika Fakultas Marematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Gadjah Mada.
_____. 2012. Bahan
Ajar Praktikum Mineralogi:Identifikasi Mineral 2.
Husein, S. 2012. Bahan
Ajar Kuliah Mineralogi. Yogyakarta : Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada.
___. 2011. Modul
Geologi Dinamik.Bandung : Institut Teknologi Bandung.
_____. Nurhakim. Draft
Modul BGI Teknik Kimia.
Sarjudi. 2008. Modul
Deskripsi Mineralogi. Yogyakarta.