Archive for 2015

Menelaah Sistem Tektonik di Indonesia

Secara tektonik Indonesia terletak pada pertemuan antara tiga lempeng utama, yaitu lempeng-lempeng Eurasia, India-Australia, dan Pacific. Dari interaksi ketiga lempeng tersebut terbentuk kepulauan Indonesia yang memiliki kondisi geologi yang sangat kompleks, seperti adanya subduksi, busur vulkanik, cekungan samudra tua dan muda. Lempeng Eurasia menunjam Indonesia di bagian utara,sedangkan lempeng indo-australia di bagian selatan, dan lempeng pasifik di bagian timur laut. Akibat pergerakan lempeng-lempeng tersebut di Indonesia terbentuk dua busur besar yaitu busur sunda yang tersusun atas busur vulkanik aktif dan busur banda yang terbentuk lebih komplek.

Gambar 1. Dinamika Tektonik di Indonesia
Sumber : Hochstein&Sudarman, 2008
A.      Busur Sunda
Busur Sunda terbentuk dari pertemuan antara lempeng Indo-Australia yang menunjam lempeng Eurasia. Lempeng Indo-Australia menunjam Indonesia dengan kecepatan 6-7 cm per tahunnya, letak penunjaman tersebut di bawah Jawa dan Sumatra. Arah subduksi di Jawa hampir tegak lurus dengan palung Jawa sebagai jalur subduksi, sehingga disebut subduksi tegak (normal subduction). Di samping busur Sunda terdapat paparan Sunda yang stabil, pulau Sumatra sudah ada sebelum proses subduksi sehingga disebut busur kontinen bukan busur kepulauan, hal ini dibuktikan oleh Hamilton (1979), yang menemukan batuan granit berumur 240 juta tahun atau pada zaman Trias. Sedangkan proses subduksi dimulai pada zaman kretasius atau 100 juta tahun yang lalu. Kenampakan sistem subduksi, yaitu outer rise, palung, punggungan busur luar, cekungan busur luar, punggungan busur dalam, cekungan busur dalam berkembang dengan sangat jelas melintang pulau Jawa dan Sumatra. Sedangkan untuk ciri-ciri tektonik di busur Sumatra adalah bukit barisan, sesar Sumatra, cekungan minyak, ngarai, dan pegunungan vulkanik. Busur Sunda dapat dibagi menjadi 2 yaitu Busur Sunda Barat dan Busur Sunda Timur.
Busur Sunda Barat
Busur Sunda terbentuk dari pertemuan antara lempeng Indo-Australia yang menunjam lempeng Eurasia. Lempeng Indo-Australia menunjam Indonesia dengan kecepatan 6-7 cm per tahunnya, letak penunjaman tersebut di bawah Jawa dan Sumatera. Arah subduksi di Jawa hampir tegak lurus dengan palung Jawa sebagai jalur subduksi, sehingga disebut subduksi tegak (normal subduction). Sedangkan, Sumatera terpotong oleh patahan-patahan (sesar) besar sejajar memanjang sumbu Pulau Sumatera yang berarah Barat Laut – Tenggara. Kenampakan tektonik dan geologi di busur Sumatera adalah adanya pegunungan vulkanik berupa bukit barisan, sesar Sumatera, cekungan minyak, dan ngarai.
Adanya Subduksi aktif dan patahan di Sumater menyebabkan munculnya Bukit Barisan sejajar sesar, yang merupakan lapisan permukaan tanah yang terangkat. Sesar tersebut merupakan sesar mendatar kanan (dextral) Sumatera yang membentuk pola rekahan sepanjang sesar, sebagian respon terhadap gerak gesernya. Panjang sesar Sumatera tersebut mencapai 1900 km.
Dalam sesar Sumatera kita harus memperhatikan 3 zona yaitu zona Subduksi, Zona Silver plate, dan sesar Sumatera yang berupa sesar mendatar kanan. Dalam hal ini Zona subduksi merupakan zona tumbukan antara Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng Eurasia. Zona silver palte merupakan zona patahan Mentawai, Zona ini berupa patahan naik akibat dari terpatahkannya lempeng Asia atau juga disebabkan oleh terpatahkannya batuan kumpulan (akresi) dari hasil tumbukan. Sesar Mentawai memanjang disekitar pulau-pulau Mentawai dari Utara Hingga ke Selatan. Dan terakhir Zona sesar Sumatera merupakan Zona sesar Semangko yang merupakan zona patahan memanjang dibagian barat Pulau Sumatera. Memangjang sepanjang 1900 Km
Pada Sesar Sumatera juga terbagi menjadi beberapa segmen diantaranya segmen selatan, segmen tengah, dan segmen utara. Dengan adanya pembagian tersebut maka sangat membantu sekali bagi vulkanologis untuk menentukan besarnya magnitude suatu gempa dengan mengetahui lebar dan panjang bagian tersebut.
Gambar 2. Pembagian Segmen pada Sesar Sumatera
Sumber : BARBER, A.J., CROW, M.J. & MELSOM, J.S. (eds) 2005
Selain itu, di sumatra juga terdapat busur punggungan depan (Fore Arc Ridge), ini merupakan produk subduksi tetapi tidak berkaitan dengan magma melainkan berasal dari kumpulan material sedimen dari Burma dan teluk Benggala kemudian diendapkan di tepi Sumetera, karena adanya subduksi sehingga material tersebut membentuk prisma akresi (accreted sediment atau accretionary wedge)
Busur Sunda Timur
Jawa memiliki penampang yang sama seperti Sumatera, bahkan sabuk pegunungan magmatic merupakan kelanjutan dari Sumatera. Berbeda dengan Sumatera, batuan vulkanik yang ada di jawa relatif muda, lebih basa dengan basement berumur cretaceus atau awal tersier. Terdapat singkapan batuan yang berumur pre-eosen di daerah Karangsambung dan Bayat Kleten. Jika diamati maka batuan di Karangsambung bersifat lebih basa, dan berumur lebih tua dari batuan yang tersingkap di Bayat, selain itu di Karagsambung zona pengendapannya berada di laut dalam sementara di Bayat merupakan zona laut dangkal. Di karangsambung merupakan zona Subduksi awal.
Kemudian dari sudut penunjaman subduksi, di zona subduksi jawa memiliki sudut penunjaman yang lebih curam jika dibandingkan dengan sudut penunjaman di Sumatra. Hal ini karena umur subduksi di Jawa lebih tua dibandingkan dengan umur subduksi Sumatera. Hal ini terjadi karena lempeng dengan komposisi yang sama tetapi memiliki umur yang lebih tua maka lempeng tersebut akan memiliki densitas lebih besar sehingga akan menghasilakan sudut penunjaman yang lebih curam.
Kedalaman palung Jawa makin kecil kearah  tenggara. Kedalaman palung di Sumatera Utara hanya 4500 m, sementara di selatan Jawa mencapai 6000-7000 m. Perbedaan kedalaman ini disebabkan oleh ketebalan sedimentasinya (di Sumatra lebih tebal dari pada di Jawa).
Di Sumatra sedimen berasal dari Burma dan teluk Benggala dengan kelajuan yang besar, intercalated dengan turbudite. Di selatan Jawa hanya terendapkan sedimen pelagic (laut dalam) yang tipis. Hampir semua sedimen terrigenous dari Jawa terprangkap di cekungan busur depan. Palung Jawa di bagian timur juga semakin dangkal karena pengaruh sedimentasi dari benua Australia.


Rabu, 02 Desember 2015
Posted by Arriqo Arfaq

Hipotesa Apungan Benua dan Pemekaran Samudra


Pada tahun 1912-1929 seorang ahli meteorologi dari Jerman mengemukakan bahwa bentuk benua dapat dicocokan seperti puzzle, dimana benua dulunya bersatu dalam sebuah superbenua disebut Pangea, kemudian Pangea pecah pada tahun 200 juta tahun yang lalu.

Pembuktian hipotesa apungan benua
Ada berbagai bukti yang mendukung hipotesa apungan benua
1.    Formasi batuan
Ketika Pangea pecah menjadi bagian-bagian yang besar maka terdapat kesamaan batuan di Greenland dan eropa
2.    Kesamaan fosil tumbuhan dan hewan
Terdapat kesamaan fosil hewan dan tumbahan dibenua Arfika dan Amerika selatan, padahal hewan tidak bisa menyebrang dalam jarak yang jauh.
3.    Iklim
Terdapat lapisan batubara didaerah Antartika menunjukkan bahwa dulunya merupakan daerah tropis, selain itu juga terdapat glasial didaerah equator
Ada beberapa kelemahan dalam hipotesa Wegener, diantaranya dia tidak bisa menjelaskan penyebab terjadinya pergerakan lempeng dan bagaimana lempeng tersebut bergerak melalui dasar samudra. Sampai Wegener meninggal hipotesanya belum bisa diterima oleh ilmuan pada waktu itu.
Pada tahun 1929, Arthur Holmes mendukung hipotesa Wegener, dimana dia mengemukakan bahwa mantel bumi mengalami konveksi panas (thermal convection), karena suatu material jika terkena panas akan berkurang densitasnya sehingga akan muncul dipermukaan dan ketika dingin akan tenggelam lagi. Hal tersebut berlangsung terus menerus seperti tangga berjalan.
Pada perang dunia II terjadi menimbulkan efek yang sangat besar dalam ilmu kebumian yaitu dengan munculnya teknologi sonar dan magnetometer. Sehingga, pada tahun 1940an-1950an dilakukan studi penelitian mengenai dasar samudra menggunakan sonar dan magnetometer, dalam penelitian tersebut diketahui bahwa dasar samudra tidak datar, ada daerah pegunungan ditengah samudra Atlantik.

Ada beberapa bukti mengenai pemekaran dasar samudra diantaranya dari umur batuan dimana kerak benua mempunyai umur yang lebih tua dari kerak samudra, batuan didaerah dekat punggung samudra mempunyai umur yang paling muda. Selain itu, juga terdapat bukti lain yaitu kemagnetan batuan yang mempunyai pola selang seling seperti zebra, dan bukti lainnya adalah sampel batuan sumur bor di amerika selatan dan afrika mempunyai umur yang sama. Setelah diketahui hipotesa apungan benua dan rekahan dasar samudra maka muncullah teori tekonik lempeng.

Gambar 1. Pergerakan Lempeng Benua
Sumber : http://publish.illinois.edu/alfredwegener/

Posted by Arriqo Arfaq

Tektonik Lempeng

A.      Teori Tektonik Lempeng
Teori tektonik lempeng berawal dari dugaan pergerakan lempeng yang pertama kali dikemukakan  oleh Abraham Ortelius pada tahun 1596, yaitu seorang ahli pembuat peta dari Belanda. Dia menyatakan bahwa benua Amerika menjauh dari Eropa dan Afrika karena gempabumi dan banjir.
Kemudian pada tahun 1800an, seorang ahli geologi yang bernama Eduard Suess menjelaskan bahwa lempeng yang menggabung dinamakan daratan Gondwana.Pada tahun 1912-1929 seorang ahli meteologi dari Jerman mengemukakan bahwa bentuk benua dapat dicocokan seperti puzzle, dimana benua dulunya bersatu dalam sebuah superbenua disebut Pangea, kemudian Pangea pecah pada tahun 200 juta tahun yang lalu yaitu pada masa Mesozoikum.

Pembuktian Teori Tektonik Lempeng
1.    Kesamaan fosil tumbuhan dan hewan
2.    Iklim
3.    Batuan dan strukturnya
4.    Sabuk pegunungan yang sama umurnya
5.    Morfologi dasar samudra
Ada beberapa kelemahan dalam hipotesa Wegener, diantaranya dia tidak bisa menjelaskan penyebab terjadinya pergerakan lempeng dan bagaimana lempeng tersebut bergerak melalui lantai samudra.
Pada tahun 1929, Arthur Holmes mendukung hipotesa Wegener, dimana dia mengemukakan bahwa mantel bumi mengalami konveksi panas, tetapi ide ini hanya diterima oleh sedikit ilmuan pada waktu itu. Kemudian pada tahun 1940an-1950an dilakukan studi penelitian mengenai lantai samudra menggunakan sonar dan magnetometer, dalam penelitian tersebut diketahui bahwa lantai samudra tidak datar, ada daerah pegunungan ditengah Atlantik. Ada beberapa bukti mengenai pemekaran lantai samudra diantaranya dari umur batuan, kemagnetan batuan, magma di laut dalam, sampel batuan sumur bor di amerika selatan dan afrika mempunyai umur yang sama.

B.       Batas Antar Lempeng Dunia
Batas lempeng berasosiasi dengan peristiwa geologi seperti gempabumi, gunungapi, volcanic arch (busur magmatik), zona pemekaran, transform fault, dan  palung (trench) dan lain sebagainya.
Lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang lain. Ada 4 macam hubungan batas antar lempeng yaitu:
1.      Batas Divergen
Batas divergen terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling menjauh (break apart). Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh divergensi yang paling terkenal, membujur dari utara ke selatan di sepanjang Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Benua Amerika.
2.      Batas Konvergen
Batas konvergen terjadi apabila dua lempeng tektonik saling mendekat, yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menunjam satu sama lain (one slip beneath another). Pematang gunung-api (volcanic ridges) dan parit samudra (oceanic trenches) terbentuk di wilayah ini.
3.      Batas Transform
Batas transform terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah.
4.      Batas Unknown
Batas suatu lempeng dimana terjadi ketiga proses interaksi yaitu proses Divergensi, Konvergensi, dan Trasform.

 
Gambar 1. Batas Lempeng dunia
Sumber :
http://www.regentsearth.com/

C.      Bukti lempeng tektonik
1.    Pola gempabumi
Terjadinya gempa diseluruh dunia membentuk pola khusus yang menggambarkan batas lempeng. Gempabumi dengan hiposentrum yang dalam terjadi di zona subduksi dan gempabumi dengan hiposentrum yang dangkal terletak di punggungan samudra
2.    Hot Spot, dimana panas di mantel dapat muncul dipermukaan bumi. Di zona hot spot akan terlihat jelas pergerakan lempeng bumi.

D.      Definisi dan Perbaikan Teori

Pada tahun 1965 Tuzo Wilson sebagai promotor hipotesa rekahan lantai samudra menambahkan konsep patahan transform ke model teori tektonik lempeng. Pada tahun 1965 diselenggarakan symposium oleh Royal Society London, pada simposium ini awal diterimanya teori tektonik lempeng oleh para ilmuan, pada simposium tersebut juga Edward Bullard dan rekan kerjanya menunjukkan dengan perhitungan komputer bahwa dua benua diantara samudra atlantik memiliki kecocokan jika menutup laut. Pada tahun 1966 Welson mempublikasikan papernya mengenai rekonstruksi tektonik lempeng, dan pada tahun 1967 W. Jason Morgan mengemukakan bahwa permukaan bumi tersusun atas 12 lempeng dimana semuanya bergerak relatif satu sama lain, dua bulan selanjutnya Xavier Le Pichon mempublikasikan model lengkap yang tersusun dari 6 lempeng makro dunia. Pada tahun yang sama Mc Kenzie dan Parker telah menjelaskan model yang mirip dengan konsep Morgan menggunakan translasi dan rotasi pada sebuah bola untuk menentukan pergerakan lempeng.
Posted by Arriqo Arfaq

Mengirim al-Fatihah untuk Mayit Menurut 4 Madzhab


Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Sebelumnya kita perlu memahami bahwa ditinjau dari bentuk pengorbanan hamba, ibadah dibagi menjadi 3,
Pertama, ibadah murni badaniyah, itulah semua ibadah yang modal utamanya gerakan fisik.
Seperti shalat, puasa, dzikir, adzan, membaca al-Quran, dst.
Kedua, ibadah murni maliyah. Semua ibadah yang pengorbanan utamanya harta.
Seperti zakat, infaq, sedekah, dst.
Ketiga, ibadah badaniyah maliyah. Gabungan antara ibadah fisik dan harta sebagai pendukung utamanya. Seperti jihad, haji atau umrah.
Ulama sepakat bahwa semua ibadah yang bisa diwakilkan, seperti ibadah maliyah atau yang dominan maliyah, seperti sedekah, atau haji, atau ibadah yang ditegaskan bisa diwakilkan, seperti puasa, maka semua bisa dihadiahkan kepada mayit.
Imam Zakariya al-Anshari mengatakan,
وينفعه أي الميت من وارث وغيره صدقة ودعاء، بالإجماع وغيره
Sedekah atau doa baik dari ahli waris maupun yang lainnya, bisa bermanfaat bagi mayit dengan sepakat ulama. (Fathul Wahhab, 2/31).
Keterangan lain disampaikan Ibnu Qudamah,
أما الدعاء والاستغفار والصدقة وقضاء الدين وأداء الواجبات فلا نعلم فيه خلافاً إذا كانت الواجبات مما يدخله النيابة
Doa, istighfar, sedekah, melunasi utang, menunaikan kewajiban (yang belum terlaksana), bisa sampai kepada mayit. Kami tidak tahu adanya perbedaan pendapat di kalangan ulama, apabila kewajiban itu bisa diwakilkan. (as-Syarhul Kabir, 2/425).
Sementara itu, ulama berbeda pendapat untuk hukum mengirim pahala ibadah yang tidak bisa diwakilkan kepada mayit, seperti bacaan al-Quran. Kita akan sebutkan secara ringkas,
Pertama, madzhab hanafi
Ulama hanafiyah menegaskan bahwa mengirim pahala bacaan al-Quran kepada mayit hukum dibolehkan. Pahalanya sampai kepada mayit, dan bisa bermanfaat bagi mayit. Dalam
Imam Ibnu Abil Izz – ulama Hanafiyah – menuliskan,
إن الثواب حق العامل، فإذا وهبه لأخيه المسلم لم يمنع من ذلك، كما لم يمنع من هبة ماله له في حياته، وإبرائه له منه بعد وفاته. وقد نبه الشارع بوصول ثواب الصوم على وصول ثواب القراءة ونحوها من العبادات البدنية
Sesungguhnya pahala adalah hak orang yang beramal. Ketika dia hibahkan pahala itu kepada saudaranya sesama muslim, tidak jadi masalah. Sebagaimana dia boleh menghibahkan hartanya kepada orang lain ketika masih hidup. Atau membebaskan tanggungan temannya muslim, yang telah meninggal.
Syariat telah menjelaskan pahala puasa bisa sampai kepada mayit, yang itu mengisyaratkan sampainya pahala bacaan al-Quran, atau ibadah badaniyah lainnya. (Syarh Aqidah Thahawiyah, 1/300).
Kedua, madzhab Malikiyah
Imam Malik menegaskan, bahwa menghadiahkan pahala amal kepada mayit hukumnya dilarang dan pahalanya tidak sampai, dan tidak bermanfaat bagi mayit. Sementara sebagian ulama malikiyah membolehkan dan pahalanya bisa bermanfaat bagi mayit.
Dalam Minah al-Jalil, al-Qarrafi membagi ibadah menjadi tiga,
  1. Ibadah yang pahala dan manfaatnya dibatasi oleh Allah, hanya berlaku untuk pemiliknya. Dan Allah tidak menjadikannya bisa dipindahkan atau dihadiahkan kepada orang lain. Seperti iman, atau tauhid.
  2. Ibadah yang disepakati ulama, pahalanya bisa dipindahkan dan dihadiahkan kepada orang lain, seperti ibadah maliyah.
  3. Ibadah yang diperselisihkan ulama, apakah pahalanya bisa dihadiahkan kepada mayit ataukan tidak? Seperti bacaa al-Quran. Imam Malik dan Imam Syafii melarangnya. (Minan al-Jalil, 1/509).
Selanjutnya al-Qarrafi menyebutkan dirinya lebih menguatkan pendapat yang membolehkan. Beliau menyatakan,
فينبغي للإنسان أن لا يتركه، فلعل الحق هو الوصول، فإنه مغيب
Selayaknya orang tidak meninggalkannya. Bisa jadi yang benar, pahala itu sampai. Karena ini masalah ghaib. (Minan al-Jalil, 7/499).
Ada juga ulama malikiyah yang berpendapat bahwa menghadiahkan pahala bacaan al-Quran  tidak sampai kepada mayit. Hanya saja, ketika yang hidup membaca al-Quran di dekat mayit atau di kuburan, maka mayit  mendapatkan pahala mendengarkan bacaan al-Quran. Namun pendapat ini ditolak al-Qarrafi karena mayit tidak bisa lagi beramal. Karena kesempatan beramal telah putus (Inqitha’ at-Taklif).  (Minan al-Jalil, 1/510).
Ketiga, Pendapat Syafiiyah
Pendapat yang masyhur dari Imam as-Syafii bahwa beliau melarang menghadiahkan bacaan al-Quran kepada mayit dan itu tidak sampai.
An-Nawawi mengatakan,
وأما قراءة القرآن، فالمشهور من مذهب الشافعي، أنه لا يصل ثوابها إلى الميت، وقال بعض أصحابه: يصل ثوابها إلى الميت
Untuk bacaan al-Quran, pendapat yang masyhur dalam madzhab as-Syafii, bahw aitu tidak sampai pahalanya kepada mayit. Sementara sebagian ulama syafiiyah mengatakan, pahalanya sampai kepada mayit. (Syarh Shahih Muslim, 1/90).
Salah satu ulama syafiiyah yang sangat tegas menyatakan bahwa itu tidak sampai adalah al-Hafidz Ibnu Katsir, penulis kitab tafsir.
Ketika menafsirkan firman Allah di surat an-Najm,
وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى
“Bahwa manusia tidak akan mendapatkan pahala kecuali dari apa yang telah dia amalkan.” (an-Najm: 39).
Kata Ibnu Katsir,
ومن وهذه الآية الكريمة استنبط الشافعي، رحمه الله، ومن اتبعه أن القراءة لا يصل إهداء ثوابها إلى الموتى؛ لأنه ليس من عملهم ولا كسبهم
“Dari ayat ini, Imam as-Syafii – rahimahullah – dan ulama yang mengikuti beliau menyimpulkan, bahwa menghadiahkan pahala bacaan al-Quran tidak sampai kepada mayit. Karena itu bukan bagian dari amal mayit maupun hasil kerja mereka. (Tafsir Ibnu Katsir, 7/465).
Selanjutnya, Ibnu Katsir menyebutkan beberapa dalil dan alasan yang mendukung pendapatnya.
Keempat, Pendapat Hambali
Dalam madzhab hambali, ada dua pendapat. Sebagian ulama hambali membolehkan dan sebagian melarang, sebagaimana yanng terjadi pada madzhan Malikiyah. Ada 3 pendapat ulama madzhab hambali dalam hal ini,
  1. Boleh menghadiahkan pahala bacaan al-Quran kepada mayit dan itu bisa bermanfaat bagi mayit. Ini pendapat yang mayhur dari Imam Ahmad.
  2. Tidak boleh menghadiahkan pahala bacaan al-Quran kepada mayit, meskipun jika ada orang yang mengirim pahala, itu bisa sampai dan bermanfaat bagi mayit. Al-Buhuti menyebut, ini pendapat mayoritas hambali.
  3. Pahala tetap menjadi milik pembaca (yang hidup), hanya saja, rahmat bisa sampai ke mayit.
Al-Buhuti mengatakan,
وقال الأكثر لا يصل إلى الميت ثواب القراءة وإن ذلك لفاعله
Mayoritas hambali mengatakan, pahala bacaan al-Quran tidak sampai kepada mayit, dan itu milik orang yang beramal. (Kasyaf al-Qana’, 2/147).
Sementara Ibnu Qudamah mengatakan,
وأي قربة فعلها وجعل ثوابها للميت المسلم نفعه ذلك
Ibadah apapun yang dikerjakan dan pahalanya dihadiahkan untuk mayit yang muslim, maka dia bisa mendapatkan manfaatnya. (as-Syarhul Kabir, 2/425).
Ibnu Qudamah juga menyebutkan pendapat ketiga dalam madzhab hambali,
وقال بعضهم إذا قرئ القرآن عند الميت أو اهدي إليه ثوابه كان الثواب لقارئه ويكون الميت كأنه حاضرها فترجى له الرحمة
Ada sebagian ulama hambali mengatakan, jika seseorang membaca al-Quran di dekat mayit, atau menghadiahkan pahala untuknya, maka pahala tetap menjadi milik yang membaca, sementara posisi mayit seperti orang yang hadir di tempat bacaan al-Quran. Sehingga diharapkan dia mendapat rahmat. (as-Syarhul Kabir, 2/426).
Menimbang Pendapat
Seperti yang disampaikan al-Qarrafi, bahwa kajian masalah ini termasuk pembahasan masalah ghaib. Tidak ada yang tahu sampainya pahala itu kepada mayit, selain Allah. Kecuali untuk amal yang ditegaskan dalam dalil, bahwa itu bisa sampai kepada mayit, seperti doa, permohonan ampunan, sedekah, bayar utang zakat, atau utang sesama mannusia, haji, dan puasa.
Sementara bacaan al-Quran, tidak ada dalil tegas tentang itu. Ulama yang membolehkan mengirimkan pahala bacaan al-Quran kepada mayit mengqiyaskan (analogi) bacaan al-Quran dengan puasa dan haji. Sehingga kita berharap pahala itu sampai, sebagaimana pahala puasa bisa sampai.
Sementara ulama yang melarang beralasan, itu ghaib dan tidak ada dalil. Jika itu bisa sampai, tentu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat akan sibuk mengirim pahala bacaan al-Quran untuk keluaganya yang telah meninggal dunia.
Beberapa keluarga tercinta Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, seperti Khadijah, Hamzah, Zainab bintu Khuzaimah (istri beliau), semua putra beliau, Qosim, Ibrahim, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Zainab, mereka meninggal sebelum wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun tidak dijumpai riwayat, beliau menghadiahkan pahala bacaan al-Quran untuk mereka.
Saran
Melihat perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang masalah menghadiahkan pahala amal badaniyah kepada mayit, kita bisa menegaskan bahwa masalah ini termasuk masalah ikhtilaf ijtihadiyah fiqhiyah, dan bukan masalah aqidah manhajiyah (prinsip beragama). Sehingga berlaku kaidah, siapa yang ijtihadnya benar maka dia mendapatkan dua pahala dan siapa yang ijtihadnya salah, mendapat satu pahala.
Dari ‘Amru bin Al-‘Aash radliyallaahu ‘anhu: Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِذَا حَكَمَ الْحَاكِمُ فَاجْتَهَدَ فَأَصَابَ فَلَهُ أَجْرَانِ، وَإِذَا حَكَمَ فَاجْتَهَدَ فَأَخْطَأَ فَلَهُ أَجْرٌ وَاحِدٌ.
“Apabila seorang hakim menghukumi satu perkara, lalu berijtihad dan benar, baginya dua pahala. Dan apabila ia menghukumi satu perkara, lalu berijtihad dan keliru, baginya satu pahala”. (HR. Bukhari 7352 & Muslim 4584)
Kaitannya dengan ini, ada satu sikap yang perlu kita bangun, ketika kita bersinggungan dengan masalah yang termasuk dalam ranah ijtihadiyah fiqhiyah, yaitu mengedepankan sikap dewasa, toleransi dan tidak menjatuhkan vonis kesesatan. Baik yang berpendapat boleh maupun yang berpendapat melarang.
Masing-masing boleh menyampaikan pendapatnya berdasarkan alasan dan dalil yang mendukungnya. Sekaligus mengkritik pendapat yang tidak sesuai dengannya. Sampai batas ini dibolehkan.
Dan perlu dibedakan antara mengkritik dengan menilai sesat orang yang lain pendapat. Dalam masalah ijtihadiyah, mengkritik atau mengkritisi pendapat orang lain yang beda, selama dalam koridor ilmiyah, diperbolehkan. Kita bisa lihat bagaiamana ulama yang menyampaikan pendapatnya, beliau sekaligus mengkritik pendapat lain. Namun tidak sampai menyesatkan tokoh yang pendapatnya berbeda dengannya.
Terkadang, orang yang kurang dewasa, tidak siap dikritik, menganggap bahwa kritik pendapatnya sama dengan menilai sesat dirinya. Dan ini tidak benar.
Allahu a’lam.
Artikel dikutip dari Konsultasi Syariah : http://www.konsultasisyariah.com/menghadiahkan-al-fatihah-menurut-4-madzhab/ 
Senin, 07 September 2015
Posted by Arriqo Arfaq
Tag : ,

Untaian Nasehat untuk Para Pemuda

Bismillah, telah menjadi sunnatullah datang generasi baru yang meneruskan perjuangan generasi terdahulu. Para pemuda, sejak dulu selalu memendam asa dan cita-cita untuk memperbaiki kondisi bangsa. Di dalam Al-Qur’an misalnya, kita mengenal para pemuda bertauhid yang disebut Ashabul Kahfi.
Di dalam sejarah Islam pun kita mengenal pemuda-pemuda pembela agama dari kalangan para sahabat yang mulia seperti Ali bin Abi Thalib, Usamah bin Zaid, dan Ibnu Abbas yang tersohor keahliannya dalam hal tafsir Al-Qur’an.
Di dalam hadits pun kita membaca salah satu golongan yang diberi naungan oleh Allah pada hari kiamat; seorang pemuda yang tumbuh dalam ketaatan beribadah kepada Rabbnya. Pemuda yang tidak silau oleh gemerlapnya dunia. Pemuda yang memancangkan cita-cita setinggi bintang di langit dan berjuang keras menggapai surga.
Namun, realita tidak seindah yang dikira. Banyak pemuda yang justru hanyut dalam arus kerusakan dan penyimpangan. Bukan hanya masalah narkotika, tawuran, atau pergaulan bebas. Lebih daripada itu, kerusakan yang menimpa para pemuda juga telah menyerang aspek-aspek fundamental dalam agama. Munculnya para pengusung pemikiran liberal, merebaknya gerakan-gerakan yang mencuci otak anak muda dengan limbah kesesatan.
Oleh sebab itulah, perlu kesadaran dari semua pihak untuk ikut menjaga tunas-tunas bangsa ini agar tumbuh di atas jalan yang lurus, jalan yang diridhai Allah Ta’ala.
Setiap orang tua yang melepas keberangkatan buah hatinya untuk menimba ilmu di perguruan tinggi sering memesankan kepada anaknya, “Jaga diri baik-baik ya nak … Jangan lupa belajar yang baik, manfaatkan waktumu dengan baik.” Kiranya ini adalah nasihat yang sangat berharga untuk kita.
Bagaimana menjaga diri kita dari hal-hal yang negatif. Tentu, itu bukan perkara sepele dan remeh. Bahkan inilah yang diperintahkan Allah kepada kita untuk menjaga diri dan keluarga kita dari api neraka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga telah berpesan kepada kita untuk menjaga aturan-aturan Allah supaya Allah tetap menjaga dan melindungi kita.
Banyak sekali godaan dan rintangan yang harus kita hadapi di tengah dunia mahasiswa dan anak muda pada umumnya. Sebagian anak muda bahkan punya semboyan ‘mumpung masih muda’ dengan maksud untuk memuaskan segala keinginan hawa nafsunya sampai-sampai ada ungkapan, ‘muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga’.
Sungguh sebuah semboyan yang sarat dengan tanda tanya. Dari pintu surga manakah kiranya masuk orang yang mudanya selalu berfoya-foya dan melanggar aturan Allah dan Rasul-Nya ?
Anda kuliah dengan amanah dari orangtua dan juga kesadaran diri anda sendiri. Oleh sebab itu sudah saatnya anda meluruskan niat anda dalam mencari ilmu, yaitu untuk memberi manfaat bagi kaum muslimin dan juga dalam rangka membela agama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya amal-amal itu dinilai dengan niatnya dan setiap orang akan dibalas sesuai dengan apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ilmu Agama Perisai Jiwa
Mahasiswa yang baik bukan hanya yang peduli dengan indeks prestasi dan nilai kuliahnya. Lebih daripada itu, mahasiswa yang baik adalah yang senantiasa menimba ilmu agama. Ilmu Al-Qur’an dan As Sunnah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, maka Allah akan pahamkan dia dalam hal agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Barangsiapa yang menempuh jalan dalam rangka mencari ilmu (agama) maka Allah akan memudahkan untuknya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
Bagi anda yang dulu di SMA sekolah di pesantren atau madrasah jangan terburu-buru merasa hebat. Betapa sering kita temukan, orang-orang yang dulunya mengenyam pendidikan di pesantren atau madrasah namun ketika kuliah menjadi berubah.
Tadinya rajin mengaji kemudian berubah rajin menyanyi. Tadinya rajin membaca Qur’an kemudian berubah rajin fesbukan. Tadinya rajin membeli buku agama kemudian berubah rajin membeli novel pujangga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersegeralah melakukan amal-amal sebelum datangnya fitnah-fitnah seperti potongan-potongan malam yang gelap gulita, di pagi hari seorang masih beriman tetapi tiba-tiba sore hari menjadi kafir dan di sore hari beriman lalu pagi harinya menjadi kafir. Dia rela menjual agamanya demi mengais kesenangan dunia.”(HR. Muslim)
Oleh sebab itu besar sekali kebutuhan kita terhadap ilmu. Karena ilmu akan menyirami hati kita, meneranginya dengan kebenaran dan memuliakannya dengan keimanan. Imam Ahmad berkata, “Manusia jauh lebih membutuhkan ilmu daripada kebutuhan mereka kepada makan dan minum. Karena makanan dan minuman dibutuhkan dalam sehari sekali atau 2 kali. Adapun ilmu dibutuhkan sebanyak hembusan nafas. ”

Tujuan Hidup Kita

Mahasiswa adalah manusia. Dan sebagaimana manusia yang lain ia harus tunduk beribadah kepada Allah. Inilah tujuan keberadaan kita di alam dunia ini. Bukan semata-mata untuk memenuhi nafsu dan mengumbar keinginan.
Allah berfirman (yang artinya), ”Tidaklah Aku ciptakan jindan manusia melainkan supaya beribadah kepada-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56)
Jangan mengira bahwa ibadah terbatas pada sholat dan puasa, atau berzakat dan naik haji. Ibadah itu luas, mencakup segala ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Segala ucapan dan perbuatan serta keyakinan yang dicintai dan diridhai Allah, maka itu adalah ibadah. Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dan yang paling rendah -dari cabang iman- itu adalah menyingkirkan gangguan dari jalan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hal ini menunjukkan kepada kita, bahwa ibadah kepada Allah bisa kita lakukan dimanapun dan kapanpun. Bukan hanya di masjid, di pesantren, di bulan Ramadhan, atau di tanah suci. Bahkan, ibadah bisa dilakukan di rumah dengan mengerjakan shalat sunnah, dengan berbakti kepada orang tua, dengan mendengarkan lantunan murottal Al-Qur’an, berdzikir pagi dan petang, dan lain sebagainya. Ibadah juga bisa kita lakukan ketika berada di kampus, dengan menghormati orang-orang yang lebih tua, menyayangi yang lebih muda, menebarkan salam, menundukkan pandangan dari lawan jenis, tidak berdua-duaan dengan wanita bukan mahram, dsb.
Dengan demikian, seorang mahasiswa muslim akan mengarungi lautan ibadah dalam hidupnya, dari satu ketaatan menuju ketaatan yang lain, dari satu amalan menuju amalan yang lain. Sepanjang hayat dikandung badan maka selama itu pula ia tunduk kepada Ar-Rahman.

Siapakah Kita Dibanding Mereka?

Para pendahulu kita yang salih -sahabat-sahabat Nabi- adalah orang-orang yang tidak diragukan keimanannya. Sampai-sampai orang sekelas Abu Bakar dikatakan bahwa imannya lebih berat daripada iman seluruh penduduk bumi selain para Nabi. Orang-orang yang telah mendapatkan janji surga. Meskipun demikian, mereka bukan orang yang sombong dan angkuh dengan prestasinya.
Justru mereka khawatir akan diri dan amal-amalnya. Ibnu Abi Mulaikah berkata, “Aku berjumpa dengan tiga puluh orang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sementara mereka semua takut dirinya tertimpa kemunafikan.”
Ya, siapakah kita jika dibandingkan dengan mereka ? Sebagian pemuda atau mahasiswa begitu bangga dan pede dengan kecerdasan dan prestasinya, seolah-olah kesuksesan adalah buah ciptaannya. Dialah yang menjadi penentu atas segalanya. Dia lupa bahwa kepandaian, kecerdasan, dan pemahaman adalah karunia dari Allah Ta’ala.
Betapa seringnya kita lalai dari bersyukur kepada Allah. Meskipun demikian, kita sering merasa bahwa diri kitalah yang berjasa, diri kitalah yang menjadi kunci kebaikan, padahal di tangan Allah semata segala kebaikan. Oleh sebab itu kita harus merasa khawatir akan nasib amal-amal kita. Di samping kita terus berharap dan berusaha menggapai ridha-Nya.

Jalan Kebahagiaan

Ketahuilah, wahai saudaraku -semoga Allah merahmatimu- sesungguhnya kebahagiaan yang kita idam-idamkan adalah sebuah kenikmatan abadi di akhirat nanti.
Dalam sebuah hadits Qudsi Allah berfirman, “Aku telah menyiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang salih, kesenangan yang belum dilihat oleh mata, belum didengar oleh telinga, dan belum terbersit dalam hati manusia.” (HR. Bukhari)
Iman dan takwa adalah bekal kita untuk meraih kebahagiaan itu. Kebahagiaan yang akan dirasakan oleh orang-orang yang beriman di dunia dan di akhirat.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan merasakan lezatnya iman, orang yang ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai rasul.” (HR. Muslim).
Kebahagiaan di dalam hati orang-orang yang beriman adalah kebahagiaan yang tidak bisa dilukiskan dengan untaian pantun dan sajak pujangga. Kebahagiaan yang membuat seorang budak hitam yang bernama Bilal bin Rabah lebih memilih disiksa daripada kembali kepada kekafiran. Kebahagiaan yang membuat seorang Salman Al Farisi berpetualang mencari kebenaran Islam tanpa kenal lelah. Kebahagiaan yang membuat seorang Abu Bakar Ash-Shiddiq rela mencurahkan semua hartanya untuk sedekah di jalan Allah.
Kebahagiaan yang tidak lekang oleh masa, tidak hancur oleh umur dan tidak surut karena ocehan dan cercaan manusia. Sebab kebahagiaan itu telah bersemayam di dalam lubuk hatinya. Kemanapun dia pergi maka kebahagiaan selalu menyertainya.

Referensi : Wahyudi, Ari. 2015. Untaian Nasehat Untuk Mahasiswa Baru: Masa Muda Untuk Apa?. Website : http://muslim.or.id/25864-untaian-nasehat-untuk-mahasiswa-baru-masa-muda-untuk-apa.html



Posted by Arriqo Arfaq

BRENT Crude Oil

Gold Price

Popular Post

Blogger templates

Date

- Copyright © Young Geoscience -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -