Archive for September 2014
Batuan Piroklastik
Selain batuan metamorf, sedimen dan batuan beku terdapat satu lagi
jenis batuan yang sangat unik yaitu batuan piroklastik, Kenapa disebut batuan
yang unik ?. Hal ini dikarenakan secara
genetis, kelompok batuan ini lebih dekat dengan batuan ekstrusif, tetapi secara
deskriptif dan cara terjadinya memperlihatkan ciri (struktur dan tekstur) yang
mirip dengan kelompok batuan sedimen klastik. Kelompok batuan ini di
definisikan sebagai batuan yang dihasilkan (secara langsung) oleh aktifitas
erupsi secara eksplosif dari gunung api. Karena mempunyai sifat yang unik, maka
terminologi yang digunakan untuk pemerian batuan ini juga khusus.
Batuan piroklastik sangat berbeda
teksturnya dengan batuan beku, apabila batuan beku
adalah hasil pembekuan langsung dari magma atau lava, jadi dari fase cair ke
fase padat dengan hasil akhir terdiri dari kumpulan kristal, gelas ataupun
campuran dari kedua-duanya. Sedangkan batuan piroklastik terdiri dari himpunan
material lepas-lepas (dan mungkin menyatu kembali) dari bahan-bahan yang
dikeluarkan oleh aktifitas gunung api, yang berupa material padat berbagai
ukuran (dari halus sampai sangat kasar, bahkan dapat mencapai ukuran bongkah).
Oleh karena itu klasifikasinya didasarkan atas ukuran butir maupun jenis
butirannya.
Pengamatan petrografi dari batuan
piroklastik ini sangat terbatas, oleh karena itu sangat di anjurkan, untuk
mempelajari dengan baik dari kelompok batuan piroklastik ini harus dilakukan
pengamatan di lapangan, karena keterbatasan yang dimiliki bila hanya dilakukan
pengamatan mikroskopi saja. ( Yuwono, 2002)
Contoh dari batuan piroklastik yaitu :
Tuff, Pumis,
dan Obsidian
Pelapukan Batuan (Weathering)
Pelapukan atau weathering (weather) merupakan perusakan batuan
pada kulit bumi karena pengaruh cuaca (suhu, curah hujan, kelembaban, atau
angin). Karena itu pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan
menjadi butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air.
Pelapukan dibagi dalam tiga macam, yaitupelapukan mekanis, pelapukan kimiawi,
dan pelapukan biologis.
(Sumber : http://www.phs.d211.org/science/langerma/Earth%20Science/QOD/2nd%20Semester/Rusty%20Rock.jpg) |
1.
Pelapukan Mekanis
Pelapukan mekanis atau sering disebut pelapukan fisis adalah
penghancuran batuan secara fisik tanpa mengalami perubahan kimiawi.
Penghancuran batuan ini bisa disebabkan oleh akibat pemuaian, pembekuan air,
perubahan suhu tiba-tiba, atau perbedaan suhu yang sangat besar antara siang
dan malam. Untuk lebih jelasnya bagaimana perubahan itu, perhatikan baik-baik
berikut ini:
a. Akibat pemuaian
b. Akibat Pembekuan Air
c. Akibat perubahan Suhu tiba-tiba
d. Perbedaan Suhu yang besar antara Siang dan Malam
a. Akibat pemuaian
b. Akibat Pembekuan Air
c. Akibat perubahan Suhu tiba-tiba
d. Perbedaan Suhu yang besar antara Siang dan Malam
2.
Pelapukan Kimiawi
Pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi akibat peristiwa
kimia. Biasanya yang menjadi perantara air, terutama air hujan. Tentunya Anda
masih ingat bahwa air hujan atau air tanah selain senyawa H2O, juga mengandung
CO2 dari udara. Oleh karena itu mengandung tenaga untuk melarutkan yang besar,
apalagi jika air itu mengenai batuan kapur atau karst.
Batuan kapur mudah larut oleh air hujan. Oleh karena itu jika Anda perhatikan pada permukaan batuan kapur selalu ada celah-celah yang arahnya tidak beraturan. Hasil pelapukan kimiawi di daerah karst biasa menghasilkan karren, ponor, sungai bawah tanah, stalagtit, tiang-tiang kapur, stalagmit, atau gua kapur.
Batuan kapur mudah larut oleh air hujan. Oleh karena itu jika Anda perhatikan pada permukaan batuan kapur selalu ada celah-celah yang arahnya tidak beraturan. Hasil pelapukan kimiawi di daerah karst biasa menghasilkan karren, ponor, sungai bawah tanah, stalagtit, tiang-tiang kapur, stalagmit, atau gua kapur.
3.
Pelapukan Biologis
Mungkin Anda pernah melihat orang sedang memecahkan batu. Batu
yang besar itu dihantam dengan palu menjadi kerikil-kerikil kecil yang
digunakan untuk bahan bangunan. Atau mungkin Anda pernah melihat burung atau
binatang lainnya membuat sarang pada batuan cadas, lama kelamaan batuan cadas
itu menjadi lapuk. Dua ilustrasi ini merupakan contoh pelapukan biologis.
Pelapukan biologis atau disebut juga pelapukan organis terjadi akibat proses organis. Pelakunya adalah mahluk hidup, bisa oleh tumbuh-tumbuhan, hewan, atau manusia. Akar tumbuh-tumbuhan bertambah panjang dapat menembus dan menghancurkan batuan, karena akar mampu mencengkeram batuan. Bakteri merupakan media penghancur batuan yang ampuh. Cendawan dan lumut yang menutupi permukaan batuan dan menghisap makanan dari batu bisa menghancurkan batuan tersebut
Pelapukan biologis atau disebut juga pelapukan organis terjadi akibat proses organis. Pelakunya adalah mahluk hidup, bisa oleh tumbuh-tumbuhan, hewan, atau manusia. Akar tumbuh-tumbuhan bertambah panjang dapat menembus dan menghancurkan batuan, karena akar mampu mencengkeram batuan. Bakteri merupakan media penghancur batuan yang ampuh. Cendawan dan lumut yang menutupi permukaan batuan dan menghisap makanan dari batu bisa menghancurkan batuan tersebut
Posted by Arriqo Arfaq
Jenis-Jenis Batuan
Secara umum batuan digolongkan menjadi
3. Yaitu : batuan
beku (igneous rocks), batuan sediment (sedimentary rocks), dan batuan
metamorfosa/malihan (metamorphic rocks). Batuan-batuan tersebut
berbeda-beda materi penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya.
http://nuggetshooter.ipbhost.com/uploads/gallery/album_19/gallery_26455_19_989200.png |
Batuan beku atau sering disebut igneous
rocks adalah batuan
yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan
dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi
batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari
besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari
pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya
relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan
granit (yang sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik
umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat
letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah
basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite
Batuan sedimen atau sering disebut sedimentary
rocks adalah batuan
yang terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses
pelapukan dan erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan.
Batuan sediment ini bias digolongkan lagi menjadi beberapa bagian diantaranya
batuan sediment klastik, batuan sediment kimia, dan batuan sediment organik.
Batuan sediment klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari
material-material yang mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan
sediment klastik bervariasi dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah.
Biasanya batuan tersebut menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks)
atau bisa juga menjadi batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source
rocks). Contohnya batu konglomerat, batu pasir dan batu lempung. Batuan
sediment kimia terbentuk melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya
batuan tersebut menjadi batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi.
Contohnya anhidrit dan batu garam (salt). Batuan sediment organik terbentuk
dari gabungan sisa-sisa makhluk hidup. Batuan ini biasanya menjadi batuan induk
(source) atau batuan penyimpan (reservoir). Contohnya adalah batugamping
terumbu.
http://nuggetshooter.ipbhost.com/uploads/gallery/album_19/gallery_26455_19_556185.png |
Batuan sedimen dibedakan oleh jenis zat pengangkutnya, yaitu :
1.
Batu sediman aeolis : batuan hasil
proses pengangkutan oleh angin
2.
Batu sediman aluvial : batuan
hasil proses pengangkutan dan pembentukan oleh air yang mengalir. Contoh :
delta di muara sungai
3.
Batu sediman marin : batuan hasil
proses pengangkutan dan dibentuk oleh air laut. Contoh : sand-dune di
pantai
4.
Batu sediman glasial : batuan
hasil proses pengangkutan dan pembentukan oleh gletser atau es yang mengalir
Batuan metamorf atau batuan
malihan adalah batuan
yang terbentuk akibat proses perubahan temperature dan/atau tekanan dari batuan
yang telah ada sebelumnya. Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan,
batuan sebelumnya akan berubah tektur dan strukturnya sehingga membentuk batuan
baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah
batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer yang
merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan perubahan
dari batu pasir.Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan dan
meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian mengalami proses pendinginan
kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi.
http://nuggetshooter.ipbhost.com/uploads/gallery/album_19/gallery_26455_19_493791.png |
Proses-proses tersebut berlangsung
sepanjang waktu baik di masa lampau maupun masa yang akan
datang. Kejadian alam dan proses geologi yang berlangsung
sekarang inilah yang memberikan gambaran apa yang telah terjadi di
masa lampau seperti diungkapkan oleh ahli geologi “JAMES HUTTON” dengan teorinya “THE PRESENT IS THE KEY
TO THE PAST”
Definisi Petrofisika dan Parameternya
Petrofisika (petro adalah bahasa
Latin untuk "rock" dan fisika adalah ilmu alam) adalah cabang dari
ahli kebumian (Geoscience) yang mempelajari sifat‐sifat batuan termasuk isi
yang terdapat didalamnya meliputi cairan dan bahan pembentuk itu sendiri. Ilmu
ini diperlukan untuk melakukan analisa formasi batuan. Di industri oil &
gas, sifat fisik batuan sangat penting dipelajari untuk mengetahui karakter
reservoar (batuan tempat menyimpan hidrokarbon) sebagai batuan yang layak untuk
dilakukan pengeboran ataupun perforasi (produksi) lebih lanjut, Pengambilan
data pada lubang bor untuk mengetahui unsur kandungan batuan, dengan memasukan
detektor elektronik dan radioaktif pada lubang sumur.
(Sumber Gambar: http://www.ireservoir.com/workflow_petro.html)
Beberapa parameter dalam petrofisik meliputi :
1.Porositas
2. Permeabilitas
3. Saturasi
4. Wettabilitas
5. Tekanan Kapiler
6. Resistivitas
batuan
Berikut ini akan dijelaskan beberapa parameter petrofisik tersebut :
Porositas adalah perbandingan antara volume pori-pori dengan volume total
batuan, Permeabilitas merupakan besaran yang digunakan untuk menunjukkan
seberapa besar kemampuan suatu batuan untuk mengalirkan fluida yang terkandung
didalamnya. Saturasi adalah perbandingan kuantitas (volume) suatu fluida dengan
pori-pori batuan tempat fluida tersebut berada. Wettabilitas didefinisikan
sebagai suatu kecenderungan dari adanya fluida lain yang tidak saling
mencampur. Apabila dua fluida bersinggungan dengan benda padat, maka salah satu
fluida akan bersifat membasahi permukaan benda padat tersebut, hal ini
disebabkan adanya gaya adhesi.
Refferensi:
Ikhsan, A.M. (2010) Petrofisik 1st Week
[Internet]. Tersedia dalam: <http://maikhsani.blogspot.com/2010/09/petrofisik-1st-week.html?showComment=1332679574220#c8564143643052177994> [Diakses 21 september 2014 ]
Winata,
A.P. (2012) Mencoba Belajar Petrofisika [Internet]. Tersedia dalam: <http://arifpanduwinata.blogspot.com/2012/03/mencoba-belajar-petrofisika.html
>
[Diakses 21 september 2014 ] Siklus Batuan (The Rock Cycle)
Rock Cycle Illustrated by Phil Stoffer (2005)
Bagian
luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih
besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari
kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang
dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah
kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu
sama lain. Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3
jenis golongan. Mereka adalah : batuan beku (igneous rocks), batuan sediment
(sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic rocks).
Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi penyusunnya dan berbeda pula proses
terbentuknya.
Siklus
batuan menggambarkan seluruh proses yang dengannya batuan dibentuk,
dimodifikasi, ditransportasikan, mengalami dekomposisi, dan dibentuk kembali
sebagai hasil dari proses internal dan eksternal Bumi. Siklus batuan ini
berjalan secara kontinyu dan tidak pernah berakhir. Siklus ini adalah fenomena
yang terjadi di kerak benua (geosfer) yang berinteraksi dengan atmosfer, hidrosfer,
dan biosfer dan digerakkan oleh energi panas internal Bumi dan energi panas
yang datang dari Matahari.
Siklus
batuan di mulai dari magma yaitu cairan berpijar yang terbentuk dalam mantel
bumi, yang merambat keluar ke permukaan bumi melalui rekahan-rekahan yang di
sebut Volcano Eruption yang biasa terjadi di Gunung Merapi. Magma tersebut
mengalami perubahan suhu (Mendingin) karena lingkungannya dan membentuk Batuan
Beku.
Batuan
beku atau sering disebut Igneous Rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu
atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Batuan beku
yang terbentuk terbagi atas 2 berdasarkan lingkungan terbentuknya. Yang pertama
adalah batuan beku dalam atau Plutonic Rock adalah batuan beku yang terbentuk
atau mendingin dalam waktu yang sangat lama karena terbentuk dalam gunung atau
korok-korok gunung merapi karena perbedaan suhu lingkungannya tidak terlalu
signifikan sehingga terbentuk atau membeku dalam waktu yang relative lama,
akibat dari waktu proses terbentuknya maka jenis batuan ini memiliki ciri yaitu
Kristal-kristal dalam batuan ini relative besar karena prosesnya yang lama, Contoh
batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering
dijadikan hiasan rumah).
Yang
kedua adalah batuan beku Ekstrusif atau batuan beku Luar atau batuan beku
vulkanik yakni batuan beku yang terbentuk akibat dari magma yang ter-erupsi
keluar ke permukaan bumi dan mendingin atau membeku dalam waktu yang sangat
cepat karena perbedaan suhu yang sangat signifikan, akibat dari proses
terbentuknya yang sangat cepat, ciri dari batuan ini adalah Kristal yang
terdapat dalam batuan sangat kecil akibat dari proses terbentuknya yang cepat
sehingga tidak sempat mengalami proses
kristalisasi yang sempurna. Contohnya adalah basalt, andesit, Obsidian, dan
dacite.
Batuan
beku ini dapat langsung meleleh kembali menjadi magma dan kembali ke permukaan
bumi apabila mendapat panas yang cukup untuk melelehkan dari lingkungannya,
namun dapat membentuk batuan sedimen.
Batuan
Sedimen atau sering disebut sedimentary rocks adalah batuan yang terbentuk
akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi
yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan. Batuan sediment ini
bias digolongkan lagi menjadi beberapa bagian diantaranya batuan sediment
klastik, batuan sediment kimia, dan batuan sediment organik. Batuan sediment
klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari material-material yang
mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment klastik bervariasi
dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut
menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi
batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Contohnya batu
konglomerat, batu pasir dan batu lempung. Batuan sediment kimia terbentuk
melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan tersebut menjadi
batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya anhidrit dan
batu garam (salt). Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa
makhluk hidup. Batuan ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau batuan
penyimpan (reservoir). Contohnya adalah batugamping terumbu.
Batuan Sedimen terbentuk apabila batuan beku
tersebut mangalami proses pelapukan akibat dari cuaca yang di alami di
lingkungannya, kemudian setelah mengalami pelapukan, hasil dari pelapukan
tersebut mengalami transportasi yang dapat melalui erosi tanah, angina atau
tertransportasi dalam es atau gletser, kemudian setelah mengalami proses
transportasi hasil pelapukan tadi mengalami proses pengendapan. Dalam proses
pengendapan ini material yang lebih berat akan mengendap di tempat yang paling
bawah sebaliknya material-material yang lebih ringan akan mengendap di atasnya,
dari sinilah terbentuknya yang namanya perlapisan tanah. Lapisan yang bawah
lama- kelamaan mendapatkan beban yang lebih berat oleh material di atasnya
sehingga kandungan airnya tertekan keluar dan akan semakin kompak dan akan
mengalami proses sementasi akibat adanya semen seperti lempung dan silica
sehingga terbentuklah batuan sedimen.
Batuan
sedimen ini dapat langsung mencair menjadi magma dan kembali ke dalam bumi atau
dapat termetamorfosis menjadi batuan metamorf apabila mendapat perubahan
tekanan dan suhu yang signifikan dari lingkungannya.
Batuan
metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat proses
perubahan temperature dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya.
Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan, batuan sebelumnya akan
berubah tektur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur
dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau
slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer yang merupakan
perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan perubahan dari batu
pasir.
Batuan
metamorf juga dapat terbentuk melalui batuan beku apabila batuan beku tersebut
mendapat perubahan tekanan dan suhu dari lingkungannya yang mampu merubahnya
menjadi batuan metamorf. Batuan metamorf tidak merubah kandungan kimia batuan
sebelumnya, namun hanya merubah susunan mineral dari batuan sebelumnya yang
tidak beraturan menjadi susunan mineral yang sejajar atau memanjang, contohnya
perubahan batugranit menjadi batuan metamorf yaknik batugneiss
Proses-proses
yang terjadi pada Siklus batuan berlangsung sepanjang waktu baik di masa lampau
maupun masa yang akan datang. Kejadian alam dan proses geologi yang berlangsung
sekarang inilah yang memberikan gambaran apa yang telah terjadi di masa lampau
seperti diungkapkan oleh ahli geologi “JAMES
HUTTON” dengan teorinya “THE PRESENT
IS THE KEY TO THE PAST”.
REFFERENSI :
Rock
Cycle. (2005) [Gambar
Online], Sumber dari: <http://geologycafe.com/erosion/rock_cycle_illustrated.html> [Diakses 21 September 2014]
Jurnal Geologi. (2010)
Siklus Batuan [Internet]. Tersedia dalam: <http://jurnal-geologi.blogspot.com/2010/02/siklus-batuan.html> [Diakses 21 september 2014 ]
Doddys. (2008) Siklus Batuan
[Internet]. Tersedia dalam: <http://doddys.wordpress.com/2008/02/19/rock-cycle-siklus-batuan/> [Diakses 21 september 2014 ]