- Back to Home »
- Agama , Akhlaq »
- Syukur Nikmat, Kunci Dibukanya Pintu Rizki
Posted by : Arriqo Arfaq
Senin, 31 Agustus 2015
Dari Abu Hurairah bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam pernah menceritakan :
“Ada
tiga orang dari Bani Israil menderita penyakit belang, botak, dan buta. Allah
hendak menguji mereka, maka Allah pun utus kepada mereka Malaikat.
Malaikat
itu datang kepada si belang dan bertanya: Apakah yang paling kamu dambakan? Si
belang menjawab: Saya mendambakan paras yang tampan dan kulit yang bagus serta
hilang penyakit yang menjadikan orang-orang jijik kepadaku. Malaikat itu pun
mengusap si belang, maka hilanglah penyakit yang menjijikkannya itu, bahkan ia
diberi paras yang tampan. Malaikat itu bertanya lagi: Harta apakah yang paling
kamu senangi? Si belang menjawab: Unta. Kemudian ia diberi unta yang bunting
sepuluh bulan. Dan malaikat tadi berkata: Semoga Allah memberi barakah atas apa
yang kamu dapatkan ini.
Kemudian
Malaikat itu datang kepada si botak dan bertanya: Apakah yang paling kamu
dambakan? Si botak menjawab: Saya mendambakan rambut yang bagus dan hilangnya
penyakit yang menjadikan orang-orang jijik kepadaku ini. Malaikat itu pun
mengusap si botak, maka hilanglah penyakitnya itu, serta diberilah ia rambut
yang bagus. Malaikat itu bertanya lagi: Harta apakah yang paling kamu senangi?
Si botak menjawab: Sapi. Kemudian ia diberi sapi yang bunting. Dan malaikat
tadi berkata: Semoga Allah memberi barakah atas apa yang kamu dapatkan ini.
Kemudian
Malaikat itu datang kepada si buta dan bertanya: Apakah yang paling kamu
dambakan? Si buta menjawab: Saya mendambakan agar Allah mengembalikan penglihatanku
sehingga aku dapat melihat. Malaikat itu pun mengusap si buta, dan Allah
mengembalikan penglihatannya. Malaikat itu bertanya lagi: Harta apakah yang
paling kamu senangi? Si buta menjawab: Kambing. Kemudian ia diberi kambing yang
bunting.
Selang
beberapa waktu kemudian, unta, sapi, dan kambing tersebut berkembang biak yang
akhirnya si belang tadi memiliki unta yang memenuhi suatu lembah, demikian juga
dengan si botak dan si buta, masing-masing memiliki sapi dan kambing yang
memenuhi suatu lembah.
Kemudian
Malaikat tadi datang kepada si belang dengan menyerupai orang yang berpenyakit
belang seperti keadaan si belang waktu itu, dan berkata: Saya adalah orang
miskin yang kehabisan bekal di tengah perjalanan. Sampai hari ini tidak ada
yang mau memberi pertolongan kecuali Allah kemudian engkau. Saya meminta
kepadamu -dengan menyebut Dzat Yang telah memberi engkau paras yang tampan dan
kulit yang bagus serta harta kekayaan- seekor unta untuk bekal dalam perjalanan
saya. Si belang berkata: Hak-hak yang harus saya berikan masih banyak.
Malaikat
itu berkata: Kalau tidak salah saya sudah mengenalimu. Bukankah kamu dahulu
orang yang berpenyakit belang sehingga orang lain merasa jijik kepadamu?
Bukankah kamu dahulu orang yang miskin kemudian Allah memberi kekayaan
kepadamu? Si belang berkata: Harta kekayaanku ini adalah warisan dari nenek
moyangku. Malaikat itu berkata: Jika kamu berdusta, semoga Allah
mengembalikanmu seperti keadaan semula.
Kemudian
Malaikat itu datang kepada si botak seperti keadaan si botak waktu itu. Dan
berkata kepadanya seperti apa yang dikatakan kepada si belang. Si botak juga
menjawab seperti jawaban si belang tadi. Kemudian Malaikat tadi berkata: Jika
kamu berdusta, semoga Allah ? mengembalikanmu seperti keadaan semula.
Kemudian
Malaikat tadi mendatangi si buta dengan menyerupai orang buta seperti keadaan
si buta waktu itu dan berkata: Saya adalah orang miskin yang kehabisan bekal di
tengah perjalanan. Sampai hari ini tidak ada yang mau memberi pertolongan
kecuali Allah ? kemudian engkau. Saya meminta kepadamu -dengan menyebut Dzat
Yang telah mengembalikan penglihatanmu- seekor kambing untuk bekal dalam
perjalanan saya. Si buta berkata: Saya dahulu adalah orang yang buta kemudian
Allah mengembalikan penglihatan saya. Maka ambillah apa yang kamu inginkan dan
tinggalkanlah apa yang tidak kamu senangi. Demi Allah, sekarang saya tidak akan
memberatkan sesuatu kepadamu yang kamu ambil karena Allah Yang Maha Mulia.
Malaikat itu berkata: Peliharalah harta kekayaanmu, sebenarnya kamu itu diuji
dan Allah telah ridha kepadamu dan murka kepada kedua temanmu (si belang dan si
botak).” (HR. Al Bukhari dan Muslim, hadits ini juga disebutkan oleh Al Imam An
Nawawi dalam Riyadhush Shalihin hadits no. 65)
Hadits
tersebut menceritakan tentang tiga orang yang hidup dizaman Bani Isra’il. Banyak
sekali hikmah yang dapat kita ambil dari hadits tersebut, diantaranya:
1.
Syukur
nikmat, sebab dibukanya pintu barakah
Seluruh nikmat yang kita rasakan ini
datangnya dari Allah subhanahu wata’ala. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Dan apa saja nikmat yang ada pada
kamu, maka dari Allah lah (datangnya).” (An Nahl: 53)
2.
Syukur
nikmat, benteng dari adzab allah subhanahu wa ta’ala
Ini merupakan janji Allah subhanahu
wata’ala sebagaimana firman-Nya:
“Mengapa Allah akan mengadzabmu
sementara kamu bersyukur dan beriman?” (An Nisa’: 147)
3.
Anjuran
bershadaqah
Hadits tersebut juga menunjukkan
kepada kita tentang anjuran untuk bershadaqah. Tidaklah harta itu berkurang
karena shadaqah, dan tidaklah orang kaya itu menjadi miskin karena dia rajin
bershadaqah. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Tidaklah shadaqah itu mengurangi
harta.” (HR. Muslim)
“Dan apa saja yang kamu infakkan, maka Dia
(Allah) akan menggantinya dan Dialah sebaik-baik pemberi rizki.” (Saba’: 39)
Dalam sebuah hadits Qudsi, Nabi
shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Allah Ta’ala berfirman: Berinfaklah
wahai anak Adam (manusia), pasti kamu akan diberi gantinya.” (HR. Al Bukhari,
Muslim)
4.
Peringatan
dari perbuatan kikir
Sifat kikir yang ditunjukkan oleh si
belang dan si botak tersebut justru berakibat buruk bagi diri mereka sendiri.
Allah subhanahu wata’ala murka kepada mereka. Orang-orang seperti inilah yang
Allah subhanahu wata’ala nyatakan dalam Al Qur’an (artinya):
“Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong dan membanggakan diri. (Yaitu) orang-orang yang kikir
dan menyuruh orang untuk berbuat kikir dan menyembunyikan karunia Allah yang
diberikan kepada mereka.” (An Nisa’: 36-37)
Allah subhanahu wata’ala berfirman
(artinya):
“Dan orang-orang yang menyimpan emas
dan perak dan tidak menafkahkannya dijalan Allah, maka beritahukanlah kepada
mereka dengan adzab yang pedih.” (At Taubah: 34)
5.
Kejujuran
dan kedermawanan merupakan sifat terpuji dan kedua sifat tersebut dimiliki oleh
si buta. Kedua sifat itu pula yang telah membawanya bersyukur dan bermurah
hati, sehingga akhirnya dia memperoleh keridhaan Allah.
" Dan (ingat juga) tatkala
Tuhan memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya azabku sangat pedih". (Ibrahim :
7)
6.
Hadits
Abu Hurairah di atas mengandung pengarahan dan bimbingan melalui kisah
tersebut. Sebab, pengaruhnya sangat besar di dalam jiwa dibanding sekedar
memberi nasihat.
“ Dan semua kisah dari rasul-rasul,
Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu,
dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan
bagi orang-orang yang beriman.” (Hud : 120)