- Back to Home »
- Geologi , Geoscience »
- Siklus Batuan (The Rock Cycle)
Posted by : Arriqo Arfaq
Sabtu, 20 September 2014
Rock Cycle Illustrated by Phil Stoffer (2005)
Bagian
luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih
besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari
kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang
dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah
kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu
sama lain. Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3
jenis golongan. Mereka adalah : batuan beku (igneous rocks), batuan sediment
(sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic rocks).
Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi penyusunnya dan berbeda pula proses
terbentuknya.
Siklus
batuan menggambarkan seluruh proses yang dengannya batuan dibentuk,
dimodifikasi, ditransportasikan, mengalami dekomposisi, dan dibentuk kembali
sebagai hasil dari proses internal dan eksternal Bumi. Siklus batuan ini
berjalan secara kontinyu dan tidak pernah berakhir. Siklus ini adalah fenomena
yang terjadi di kerak benua (geosfer) yang berinteraksi dengan atmosfer, hidrosfer,
dan biosfer dan digerakkan oleh energi panas internal Bumi dan energi panas
yang datang dari Matahari.
Siklus
batuan di mulai dari magma yaitu cairan berpijar yang terbentuk dalam mantel
bumi, yang merambat keluar ke permukaan bumi melalui rekahan-rekahan yang di
sebut Volcano Eruption yang biasa terjadi di Gunung Merapi. Magma tersebut
mengalami perubahan suhu (Mendingin) karena lingkungannya dan membentuk Batuan
Beku.
Batuan
beku atau sering disebut Igneous Rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu
atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma. Batuan beku
yang terbentuk terbagi atas 2 berdasarkan lingkungan terbentuknya. Yang pertama
adalah batuan beku dalam atau Plutonic Rock adalah batuan beku yang terbentuk
atau mendingin dalam waktu yang sangat lama karena terbentuk dalam gunung atau
korok-korok gunung merapi karena perbedaan suhu lingkungannya tidak terlalu
signifikan sehingga terbentuk atau membeku dalam waktu yang relative lama,
akibat dari waktu proses terbentuknya maka jenis batuan ini memiliki ciri yaitu
Kristal-kristal dalam batuan ini relative besar karena prosesnya yang lama, Contoh
batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering
dijadikan hiasan rumah).
Yang
kedua adalah batuan beku Ekstrusif atau batuan beku Luar atau batuan beku
vulkanik yakni batuan beku yang terbentuk akibat dari magma yang ter-erupsi
keluar ke permukaan bumi dan mendingin atau membeku dalam waktu yang sangat
cepat karena perbedaan suhu yang sangat signifikan, akibat dari proses
terbentuknya yang sangat cepat, ciri dari batuan ini adalah Kristal yang
terdapat dalam batuan sangat kecil akibat dari proses terbentuknya yang cepat
sehingga tidak sempat mengalami proses
kristalisasi yang sempurna. Contohnya adalah basalt, andesit, Obsidian, dan
dacite.
Batuan
beku ini dapat langsung meleleh kembali menjadi magma dan kembali ke permukaan
bumi apabila mendapat panas yang cukup untuk melelehkan dari lingkungannya,
namun dapat membentuk batuan sedimen.
Batuan
Sedimen atau sering disebut sedimentary rocks adalah batuan yang terbentuk
akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan erosi
yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan. Batuan sediment ini
bias digolongkan lagi menjadi beberapa bagian diantaranya batuan sediment
klastik, batuan sediment kimia, dan batuan sediment organik. Batuan sediment
klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari material-material yang
mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment klastik bervariasi
dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut
menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi
batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Contohnya batu
konglomerat, batu pasir dan batu lempung. Batuan sediment kimia terbentuk
melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan tersebut menjadi
batuan pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya anhidrit dan
batu garam (salt). Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa
makhluk hidup. Batuan ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau batuan
penyimpan (reservoir). Contohnya adalah batugamping terumbu.
Batuan Sedimen terbentuk apabila batuan beku
tersebut mangalami proses pelapukan akibat dari cuaca yang di alami di
lingkungannya, kemudian setelah mengalami pelapukan, hasil dari pelapukan
tersebut mengalami transportasi yang dapat melalui erosi tanah, angina atau
tertransportasi dalam es atau gletser, kemudian setelah mengalami proses
transportasi hasil pelapukan tadi mengalami proses pengendapan. Dalam proses
pengendapan ini material yang lebih berat akan mengendap di tempat yang paling
bawah sebaliknya material-material yang lebih ringan akan mengendap di atasnya,
dari sinilah terbentuknya yang namanya perlapisan tanah. Lapisan yang bawah
lama- kelamaan mendapatkan beban yang lebih berat oleh material di atasnya
sehingga kandungan airnya tertekan keluar dan akan semakin kompak dan akan
mengalami proses sementasi akibat adanya semen seperti lempung dan silica
sehingga terbentuklah batuan sedimen.
Batuan
sedimen ini dapat langsung mencair menjadi magma dan kembali ke dalam bumi atau
dapat termetamorfosis menjadi batuan metamorf apabila mendapat perubahan
tekanan dan suhu yang signifikan dari lingkungannya.
Batuan
metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat proses
perubahan temperature dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya.
Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan, batuan sebelumnya akan
berubah tektur dan strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur
dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau
slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer yang merupakan
perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan perubahan dari batu
pasir.
Batuan
metamorf juga dapat terbentuk melalui batuan beku apabila batuan beku tersebut
mendapat perubahan tekanan dan suhu dari lingkungannya yang mampu merubahnya
menjadi batuan metamorf. Batuan metamorf tidak merubah kandungan kimia batuan
sebelumnya, namun hanya merubah susunan mineral dari batuan sebelumnya yang
tidak beraturan menjadi susunan mineral yang sejajar atau memanjang, contohnya
perubahan batugranit menjadi batuan metamorf yaknik batugneiss
Proses-proses
yang terjadi pada Siklus batuan berlangsung sepanjang waktu baik di masa lampau
maupun masa yang akan datang. Kejadian alam dan proses geologi yang berlangsung
sekarang inilah yang memberikan gambaran apa yang telah terjadi di masa lampau
seperti diungkapkan oleh ahli geologi “JAMES
HUTTON” dengan teorinya “THE PRESENT
IS THE KEY TO THE PAST”.
REFFERENSI :
Rock
Cycle. (2005) [Gambar
Online], Sumber dari: <http://geologycafe.com/erosion/rock_cycle_illustrated.html> [Diakses 21 September 2014]
Jurnal Geologi. (2010)
Siklus Batuan [Internet]. Tersedia dalam: <http://jurnal-geologi.blogspot.com/2010/02/siklus-batuan.html> [Diakses 21 september 2014 ]
Doddys. (2008) Siklus Batuan
[Internet]. Tersedia dalam: <http://doddys.wordpress.com/2008/02/19/rock-cycle-siklus-batuan/> [Diakses 21 september 2014 ]