Posted by : Arriqo Arfaq Minggu, 16 November 2014

Klasifikasi lipatan menurut Billing (1986) di dasarkan pada: Bentuk penampang tegak, Intensitas lipatan, Sifat lipatan dan kedalaman, dan Kedudukan axial surface dan hinge line. Berikut akan dijelaskan lebih rinci terkait klasifikasi lipatan tersebut:

·    A. Berdasarkan bentuk penampang tegak :
  • Lipatan simetri :lipatan dimana axial plane-nya vertikal
  • Lipatan asimetri :lipatan dimana axial plane-nya condong
  • Overturned fold :lipatan dimana axial plane-nya condong dan kedua sayapnya miring ke arah yang sama dan biasanya pada sudut yang berbeda
  • Recumbent fold :lipatan dimana axial plane-nya horizontal
  • Vertical isoclinal fold :lipatan dimana axial plane-nya vertical
  • Isoclined isoclinal fold :lipatan dimana axial plane-nya condong
  • Recumbent isoclinal fold :lipatan dimana axial plane-nya horizontal
  • Chevron fold :lipatan dimana hinge-nya tajam dan menyudut
  • Box fold :lipatan dimana crest-nya luas dan datar
  • Fan fold :lipatan dimana sayapnya membalik
  • Monocline :lipatan dimana kemiringan lapisan secara lokal terjal
  • Structure terrace :lipatan dimana kemiringan lapisan secara lokal dianggap horizontal
  • Homocline :lapisan yang miring dalam satu arah pada sudut yang relatif sama

·        B. Berdasarkan intensitas lipatan :
  • Open fold :lipatan yang lapisannya tidak mengalami penebalan atau penipisan karena deformasi yang lemah
  • Closed fold :lipatan yang lapisannya mengalami penebalan atau penipisan karena deformasi yang kuat
  • Drag fold :lipatan-lipatan kecil yang terbentuk pada sayap-sayap lipatan yang besar akibat terjadinya pergeseran antara lapisan kompeten dengan lapisan tak kompeten
  • En enchelon fold :beberapa lipatan yang sifatnya lokal dan saling overlap satu dengan yang lain
  • Culmination dan depression :lipatan-lipatan yang menunjam pada arah yang berbeda, sehingga terjadi pembubungan dan penurunan
  • Anticlinorium :yaitu antiklin mayor yang tersusun oleh beberapa lipatan yang lebih kecil
  • Synclinorium :yaitu sinklin mayor yang tersusun oleh beberapa lipatan yang lebih kecil

·        C.  Berdasarkan sifat lipatan dan kedalaman :
  • Similar fold :lipatan yang tiap lapisannya lebih tipis pada sayapnya dan lebih tebal pada hinge-nya
  • Paralel/concentric fold :lipatan dengan anggapan bahwa ketebalan lapisan tidak berubah selama perlipatan
  • Pierching/diaphiric fold :lipatan dimana intinya yang aktif telah menerobos melalui batuan diatasnya yang lebih rapuh
  • Supratenuous fold :lipatan yang terbentuk karena adanya perbedaan kompaksi sedimen pada saat pengendapan terjadi di punggung bukit
  • Disharmonic fold :lipatan yang bentuknya tak seragam dari lapisan ke lapisan

·        D.  Berdasarkan kedudukan axial surface dan hinge line :
  • Horizontal normal :lipatan dimana kedudukan axial surface vertikal dan hinge line horizontal
  • Plunging normal :lipatan dimana kedudukan axial surface vertikal dan hinge line menunjam
  • Horizontal inclined :lipatan dimana kedudukan axial surface miring dan hinge line horizontal
  • Plunging inclined :lipatan dimana kedudukan axial surface miring dan hinge line menunjam, tetapi jurus axial plane miring terhadap sumbu lipatan
  • Reclined :lipatan dimana kedudukan axial surface miring dan hinge line menunjam, tetapi jurus axial plane tegak lurus terhadap sumbu lipatan
  • Vertical :lipatan dimana kedudukan axial surface dan hinge line vertical
  • Recumbent :lipatan dimana kedudukan axial surface dan hinge line horizontal



Referensi:
 Harset, D. 2010. 2nd Structure Geology, Klasifikasi lipatan (Billing: 1986) [Internet] tersedia dalam <http://debriadiharset.wordpress.com/2010/03/06/> [Diakses 15 November 2014]

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

BRENT Crude Oil

Gold Price

Popular Post

Blogger templates

Date

- Copyright © Young Geoscience -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -