- Back to Home »
- Geologi , Geoscience »
- Alluvial Fan dan Delta
Posted by : Arriqo Arfaq
Sabtu, 12 Juli 2014
1)
Perbedaan Alluvial Fan dan Delta
Aluvial fan atau yang biasa disebut kipas aluvial adalah
kenampakan pada mulut lembah yang berbentuk kipas yang merupakan hasil proses
pengendapan atau merupakan akhir dari sistem erosi-deposisi yang dibawa oleh
sungai. Lingkungan ini umumnya
berkembang di kaki pegunungan, dimana air kehilangan energi untuk membawa
sendimen ketika melintasi dataran. Atau dapat diartikan pula bila suatu sungai
dengan muatan sedimen yang besar mengalir dari bukit atau pegunungan, dan masuk
ke dataran rendah, maka akan terjadi
perubahan gradien kecepatan yang drastis, sehingga terjadi pengendapan
material yang cepat, yang dikenal sebagai kipas aluvial, berupa suatu onggokan
material lepas, berbentuk seperti kipas,
biasanya terdapat pada suatu dataran di depan suatu gawir. Biasanya material
kasar diendapkan dekat kemiringan lereng, sementara yang halus terendapkan
lebih jauh pada pedataran, tetapi secara keseluruhan lingkungan ini mengendapkan sendimen-sendimen yang
berukuran besar seperti bongkahan batuan.
Delta yaitu tanah datar hasil pengendapan yang dibentuk oleh
sungai, muara sungai, dimana timbunan sedimen tersebut mengakibatkan
propagradasi yang tidak teratur pada garis pantai (Coleman, 1968; Scott &
Fischer, 1969). Delta terbentuk di
gabungan dari lingkungan darat dan laut, banyak jenis sendimen yang
dihasilkannnya dengan di dominasi oleh pasir,
lanau dan lempung. Beberapa delta mempunyai kenampakan seperti kipas
aluvial, tetapi berbeda – beda satu sama lain, perbedan tersebut yaitu :
Pengendapan pada delta disebabkan oleh pengurangan
kecepatan aliran yang masuk ke dalam air laut yang tetap (laut atau danau),
Perluasan delta secara vertikal terbatas. Delta membentuk propagradasi yang tidak teratur pada garis pantai, Kemiringan permukaan delta lebih datar
daripada besar kipas aluvial.
2) Cara Membedakan Batuan Sendimen yang Diendapkan di Lingkungan Laut Dangkal dan Laut Dalam
Salah satu cara
untuk membedakan antara batuan
sendimen yang diendapkan di lingkungan laut dangkal dan laut dalam adalah dengan melihat material yang
diendapkannya.
Pada umumnya Lingkungan sendimen laut dangkal dicirikan
dengan susunan utamanya campuran antara
pasir, kerikil, dan batu kerikil. Sebagian besar pada ‘Continental slope’
kemiringannya lebih terjal sehingga sedimen tidak akan terendapkan dengan
ketebalan yang cukup tebal. Daerah yang miring pada permukaannya dicirikan
berupa batuan dasar (bedrock) dan dilapisi dengan lapisan lanau halus dan
lumpur. Kadang permukaan batuan dasarnya tertutupi juga oleh kerikil dan pasir.
Endapan Sedimen pada perairan laut dalam terdiri atas berbagai
struktur halus dan kompleks.
Kebanyakan sedimen itu berupa sisa-sisa
fitoplankton dan zooplankton laut. Karena umur organisme plankton hannya
satu atau dua minggu, terjadi suatu bentuk ‘hujan’ sisa-sisa organisme plankton
yang perlahan, tetapi kontinue di dalam kolam air untuk membentuk lapisan
sedimen, sendimen ini disebut Sedimen Biogenik Pelagis. Jenis lain dari dari
sendimen dalam adalah Sedimen Terigen Pelagis yaitu lingkungan sendimen yang
terdiri atas materi-materi yang
berukuran sangat kecil. Ada dua cara materi tersebut sampai ke lingkungan
pelagis. Pertama dengan bantuan arus turbiditas dan aliran grafitasi. Kedua
melalui gerakan es yaitu materi glasial yang dibawa oleh bongkahan es ke laut
lepas dan mencair.
1. Husain, Salahuddin. Proses Sendimentasi
dan Batuan Sendimen. 2012. Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknik UGM.
2.
http://pinterdw.blogspot.com (Diakses
tanggal 17 Maret 2014)
makasih kak, bermanfaaat
BalasHapus