Mineral Ekonomis

Kalau dulu kita sudah pernah membahas mengenai istilah-istilah dalam mineralogi serta klasifikasi Dana, sekarang akan membahas sedikit mengenai mineral ekomonis, semoga tulisan yang sedikit ini bisa bermanfaat bagi anda semua.
Pendahuluan
Mineral memiliki banyak manfaat dalam kehidupan. Secara langsung mineral – mineral yang memiliki nilai jual dapat langsung dimanfaatkan dan diambil melalui proses tambang. Di sisi lain, mineral berfungsi sebagai indikator yang dapat memberikan informasi di bidang eksplorasi minyak dan gas, serta geothermal.
Mineral ekonomis secara khusus dipelajari di bidang Geologi Ekonomi. Geologi ekonomi merupakan cabanga dari geologi yang berhubungan dengan material bumi yang dapat digunakan untuk tujuan ekonomi atau industri. Material tersebut mencakup logam mulia dan logam murni, mineral non logam, batu untuk konstruksi, mineral minyak bumi, batubara, dan air. Istilah ini umumnya mengacu pada endapan mineral logam dan sumber mineral.
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Newmont_Mining_
Corporation#mediaviewer/File:Batu_Hijau_mine_ore_trucks.jpg

Mineral Bijih (Ores Mineral)
Bijih atau Ore adalah material/batuan yang terdiri dari gabungan mineral bijih dengan komponen lain (mineral non logam) yang dapat diambil satu atau lebih logam secara ekonomis. Apabila bijih yang diambil hanya satu jenis logam saja maka disebut single ore. Apabila yang bisa diambil lebih dari satu jenis bijih maka disebut complex-ore. Suatu endapan dikatakan bijih sebenarnya dilihat dari nilai ekonomisnya, bila harga pengolahan dan harga pasaran berfluktuasi, suatu saat endapan mineral dikatakan sebagai bijih dan di saat lain bukan lagi.
Bijih diekstraksi melalui penambangan, kemudian hasilnya dimurnikan lagi untuk mendapatkan unsur-unsur yang bernilai ekonomis. Mineral non logam yang dikandung oleh suatu bijih pada umumnya tidak menguntungkan bahkan biasanya hanya mengotori saja, sehingga sering dibuang. Mineral non logam tersebut disebut gangue mineral, sedangkan timbunan limbah hasil ekstraksi disebut tailing.
Bijih logam secara umum merupakan persenyawaan oksida, sulfida, silikat, atau logam murni, biasanya tidak berbentuk persenyawaan seperti emas melainkan terdapat mineral yang berasosiasi dengan mineral ekonomis tersebut. Bijih harus diolah untuk mengekstraksi logam-logam mineral bijih dari mineral asosiasi. Seperti Pirit (FeS2) yang berasosiasi dengan bijih emas, karena mengandung fragmen emas murni sebagai inklusi (refractory gold). Proses "pembentukan bijih" disebut sebagai ore genesis.
Penggolongan bijih menurut pembentukannya :
  1. Bijih primer (hipogen), yakni bijih yang diendapkan pada saat terjadinya proses pelogaman.
  2. Bijih sekunder (supergen), yakni bijih yang diendapkan sebagai akibat alterasi dari bijih primer, oleh proses pelapukan dari air permukaan yang meresap ke dalam tanah.
Proses Pembentukan Mineral Bijih
Kebanyakan bijih di dunia ini yang ditambang adalah berasal dari mineral bijih yang diendapkan oleh larutan hidrotermal. Larutan hidrotermal dapat berasal dari larutan pelepasan air yang terkandung dalam magma saat magma naik dan mendingin (Larutan Magmatik). Sumber lainnya berasal dari air meteoric atau air hujan yang masuk ke kerak bumi.
Sistem pembentukan mineralisasi dalam system hidrotermal secara umum terdiri dari endapan mineral tipe porfiri, mesotermal sampai epitermal (Corbett dan Leach, 1996)
1. Tipe porfiri terbentuk pada kedalaman lebih besar dari 1 km dan batuan induk berupa batuan intrusi
2. Tipe mesotermal terbentuk pada temperatur dan tekanan menengah
3. Tipe epitermal terbentuk di lingkungan dangkal dengan temperatur < 300oC, dan fluida hidrotermal diinterpretasikan bersumber dari fluida meteorik. Sistem ini umumnya mempunyai variasi endapan mineral bijih. Mineral bijih tersebut diantaranya timonidsulfat, arsenidsulfat, emas dan perak, stibnite, argentit, cinabar, elektrum, emas murni, perak murni, selenid, dan mengandung sedikit galena, spalerit, dan galena. Mineral penyerta terdiri dari.

Daftar Pustaka:
Abdullah, Muhammad, dkk. 2011. Minerals of Hydrothermal and Fumarolic Systems. Yogyakarta; Program Studi Geofisika FMIPA UGM.
Alfianto, Agung Dwi. 2013. Modul Praktikum Mineralogi 2013. Yogyakarta; Program Studi Geofisika FMIPA UGM.
Hertanto, Hendrik Boby. 2012. Praktikum Mineralogi. [Internet] tersedia dalam: <http://geoenviron.blogspot.com/2012/10/praktikum-mineralogy.html> [diakses pada 3 Februari 2015]
Anonim. 2011. Endapan Mineral Deposit. [Internet] tersedia dalam: <http://toba-geoscience.blogspot.com/2011/07/endapan-mineral-mineral-deposit.html> [diakses pada 3 Februari 2015]
Anonim. 2014. Geologi Ekonomi. [Internet] tersedia dalam: <http://id.wikipedia.org/wiki/Geologi_ekonomi> [diakses pada 3 Februari 2015]
Anonim. 2014. Geologi Ekonomi. [Internet] tersedia dalam: <https://tambangunhas.wordpress.com/tag/mineral-deposit/> [diakses pada 3 Februari 2015]
Selasa, 10 Februari 2015
Posted by Arriqo Arfaq

Enhanced Geothermal Power

Every countries have problems of energy sustainability, this was due to the limited supply of oil and gas. Now, oil and gas are the main energy source in the world so that the energy current depends on the availability of oil and gas. On the other hand, the energy demand is increasing, the main factors are increasing people population and industrial sector. Energy conservation needs to be done to solve the problem, we have to find a replacement energy to achieve national energy sustainability.
Source: http://www.thejakartapost.com/news/2014/04/21/geothermal-power.html 


Geothermal power is the one solution in energy crisis, it’s one of renewable energy, cost effective, reliable, sustainable, and environmentally friendly but has historically been limited to areas near tectonic plate boundaries. Recent technological advances have dramatically expanded the range and size of viable resources, especially for applications such as home heating, opening a potential for widespread exploitation. Geothermal wells release greenhouse gases trapped deep within the earth, but these emissions are much lower per energy unit than those of fossil fuels. As a result, geothermal power has the potential to help mitigate global warming if widely deployed in place of fossil fuels.

In the applying for geothermal energy sources, should have the following parameters: A high temperature (at least 1500 C below ground), A great scent pressure (at least 3.5 atmosphere), Considerable volume of steam (10 tons per hour = 1000 KW electricity), A maximum of 3000 meters well’s depth, and the Steam does not cause rust (pH should be more than 6).

There is no tool to measure directly some parameters in geothermal, it’s not like well logging in oil and gas, which doing one measuring can measure some parameter in petrophysics such as density log, gamma ray log, sonic log, caliper log, resistivity log, neutron log, and many others logging.

Here we offer a tool that can be used to measure temperature, pressure, pH, and concentration of gas in geothermal production. This tool has same concept with wireline logging in oil and gas, but this tool will measure these parameters in the field effectively and efficiently, and even this tool can measure at surface and also in the depth of well.

We would like to make a system using sensors that each of them can sense the parameter above. The sensors they are thermocouple, Taguchi Gas Sensor ( TGS ), vibration sensor, and pH sensor. Thermocouple is used to measure well temperature, Taguchi Gas Sensor ( TGS ) is used to measure concentration of well gas and surface gas which produced from fumarolic and solfataric, The vibration sensor is used to measure well pressure, and the last pH sensor is used to measure pH concentration of well.

Of course, all of the sensors are integrated which controlled by microcontroller in. The microcontroller must process all the data received from the sensors and directly process it. The final output can be seen in the display. The tool we designed may be doable. Considering all of the stuff are widely used in many applications and reasonably priced. This tool might answer the present problem concerning geothermal.

With optimizing of geothermal power can reduce dependence of fossil energy (Oil, Gas, and Coal), reduce greenhouse effect hopefully, can help geothermal development and increasing geothermal production, in the last with existing of this tool can solve energy crisis.

Minggu, 14 Desember 2014
Posted by Arriqo Arfaq

Klasifikasi Lipatan Billing (1986)

Klasifikasi lipatan menurut Billing (1986) di dasarkan pada: Bentuk penampang tegak, Intensitas lipatan, Sifat lipatan dan kedalaman, dan Kedudukan axial surface dan hinge line. Berikut akan dijelaskan lebih rinci terkait klasifikasi lipatan tersebut:

·    A. Berdasarkan bentuk penampang tegak :
  • Lipatan simetri :lipatan dimana axial plane-nya vertikal
  • Lipatan asimetri :lipatan dimana axial plane-nya condong
  • Overturned fold :lipatan dimana axial plane-nya condong dan kedua sayapnya miring ke arah yang sama dan biasanya pada sudut yang berbeda
  • Recumbent fold :lipatan dimana axial plane-nya horizontal
  • Vertical isoclinal fold :lipatan dimana axial plane-nya vertical
  • Isoclined isoclinal fold :lipatan dimana axial plane-nya condong
  • Recumbent isoclinal fold :lipatan dimana axial plane-nya horizontal
  • Chevron fold :lipatan dimana hinge-nya tajam dan menyudut
  • Box fold :lipatan dimana crest-nya luas dan datar
  • Fan fold :lipatan dimana sayapnya membalik
  • Monocline :lipatan dimana kemiringan lapisan secara lokal terjal
  • Structure terrace :lipatan dimana kemiringan lapisan secara lokal dianggap horizontal
  • Homocline :lapisan yang miring dalam satu arah pada sudut yang relatif sama

·        B. Berdasarkan intensitas lipatan :
  • Open fold :lipatan yang lapisannya tidak mengalami penebalan atau penipisan karena deformasi yang lemah
  • Closed fold :lipatan yang lapisannya mengalami penebalan atau penipisan karena deformasi yang kuat
  • Drag fold :lipatan-lipatan kecil yang terbentuk pada sayap-sayap lipatan yang besar akibat terjadinya pergeseran antara lapisan kompeten dengan lapisan tak kompeten
  • En enchelon fold :beberapa lipatan yang sifatnya lokal dan saling overlap satu dengan yang lain
  • Culmination dan depression :lipatan-lipatan yang menunjam pada arah yang berbeda, sehingga terjadi pembubungan dan penurunan
  • Anticlinorium :yaitu antiklin mayor yang tersusun oleh beberapa lipatan yang lebih kecil
  • Synclinorium :yaitu sinklin mayor yang tersusun oleh beberapa lipatan yang lebih kecil

·        C.  Berdasarkan sifat lipatan dan kedalaman :
  • Similar fold :lipatan yang tiap lapisannya lebih tipis pada sayapnya dan lebih tebal pada hinge-nya
  • Paralel/concentric fold :lipatan dengan anggapan bahwa ketebalan lapisan tidak berubah selama perlipatan
  • Pierching/diaphiric fold :lipatan dimana intinya yang aktif telah menerobos melalui batuan diatasnya yang lebih rapuh
  • Supratenuous fold :lipatan yang terbentuk karena adanya perbedaan kompaksi sedimen pada saat pengendapan terjadi di punggung bukit
  • Disharmonic fold :lipatan yang bentuknya tak seragam dari lapisan ke lapisan

·        D.  Berdasarkan kedudukan axial surface dan hinge line :
  • Horizontal normal :lipatan dimana kedudukan axial surface vertikal dan hinge line horizontal
  • Plunging normal :lipatan dimana kedudukan axial surface vertikal dan hinge line menunjam
  • Horizontal inclined :lipatan dimana kedudukan axial surface miring dan hinge line horizontal
  • Plunging inclined :lipatan dimana kedudukan axial surface miring dan hinge line menunjam, tetapi jurus axial plane miring terhadap sumbu lipatan
  • Reclined :lipatan dimana kedudukan axial surface miring dan hinge line menunjam, tetapi jurus axial plane tegak lurus terhadap sumbu lipatan
  • Vertical :lipatan dimana kedudukan axial surface dan hinge line vertical
  • Recumbent :lipatan dimana kedudukan axial surface dan hinge line horizontal



Referensi:
 Harset, D. 2010. 2nd Structure Geology, Klasifikasi lipatan (Billing: 1986) [Internet] tersedia dalam <http://debriadiharset.wordpress.com/2010/03/06/> [Diakses 15 November 2014]
Minggu, 16 November 2014
Posted by Arriqo Arfaq

Keajaiban Bahasa al-Quran

(Sumber: https://encrypted-tbn0.gstatic.com)

Benar apa yang Allah firmankan di awal al-Quran,
ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
Itulah al-Kitab (a-Quran), yang tidak ada keraguan di dalamnya. Sebagai petunjuk bagi orang yanng bertaqwa. (QS. Al-Baqarah: 2).
Dalam ayat ini, al-Quran berposisi pada dua sisi,
Pertama, sumber petunjuk bagi orang yang baik, orang yang bertaqwa.
Kedua, menutup semua peluang munculnya hal yang meragukan di dalamnya. Sehingga apapun usaha manusia untuk meragukan al-Quran, tidak akan berhasil.
terkait firman Allah,
مَا جَعَلَ اللَّهُ لِرَجُلٍ مِنْ قَلْبَيْنِ فِي جَوْفِهِ
Allah tidak menjadikan dua hati dalam perut seorang laki-laki. (QS. Al-Ahzab: 4)
Yang menjadi pertanyaan, mengapa Allah menyatakan, “dalam perut seorang laki-laki”? dan tidak ‘dalam perut manusia’? apakah ayat ini hanya khusus laki-laki? Bukankah semua manusia hatinya hanya satu? Lalu mengapa hanya disebut laki-laki?
Ada sebuah kisah menarik tentang ayat ini. Semoga kita bisa mengambil pelajaran darinya.
Dalam sebuah kuliah umum, sang dosen muslim menjelaskan keindahan bahasa al-Quran. Kalimat-kalimatnya yang jeli, fasih, sehingga mengandung cakupan makna yang luas. Bahkan andaikan ada satu kata dalam al-Quran, diganti dengan kata yang lain, tentu tidak akan menghasilkan cakupan makna dan tafsir yang benar.
Setelah menyebutkan beberapa contoh, ada seorang mahasiswa berpemikiran liberal berusaha membantah. Dia mulai menyampaikan pendapatnya,
“Ada satu kata dalam al-Quran yang menunjukkan kelemahan sisi bahasa al-Quran. Yaitu firman Allah,
ﻣَّﺎ ﺟَﻌَﻞَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟِﺮَﺟُﻞٍ ﻣِّﻦ ﻗَﻠْﺒَﻴْﻦِ ﻓِﻲ ﺟَﻮْﻓِﻪِ
Allah tidak menjadikan dua hati dalam perut seorang laki-laki. (QS. Al-Ahzab: 4)
Mengapa di situ Allah mengatakan ‘rajul’ (seorang lelaki) dan tidak mengatakan ‘basyar’ (seorang manusia)? Yang namanya manusia, semuanya hanya memiliki satu hati. Baik dia lelaki maupun perempuan.
Seketika itu, suasana kelas terhentak tenang. Semua membenarkan apa yang disampaikan sang penanya. Menunggu apa yang akan dijawab oleh pak dosen.
Anda bisa lihat bagaimana jawaban Pak Dosen, yang menunjukkan kemukjizatan bahasa al-Quran. Namun, semacam ini tidak bisa dipahami semua orang. Hanya mereka yang berusaha merenungkan kandungan maknanya, yang bisa memahami kedalaman dan kejelian diksi dalam al-Quran.
Beliau mengatakan,
“Benar! Laki-laki adalah satu-satunya jenis manusia yang hanya memiliki 1 hati dalam perutnya. Dan tidak mungkin memiliki 2 hati dalam perutnya. Berbeda dengan wanita. Dia bisa memiliki dua hati dalam perutnya.”
“Siapa wanita itu?”
“Wanita hamil. Di dalam perutnya ada seorang janin yang juga memiliki satu hati. Sehingga dalam kondisi hamil, dia memiliki dua hati. Hatinya sendiri dan hati janinya, yang itu ada di dalam tubuhnya.”
Subhanallah…, Allah tidak meninggalkan satu ‘kata’ dalam al-Quran yang memberikan peluang para makhluk-Nya untuk menimbulkan keraguan darinya.
Maha Suci Dzt yang Maha Benar dan Maha Tahu.
Allahu a’lam

Sabtu, 15 November 2014
Posted by Arriqo Arfaq

Ilmu bumi pada masa Rasulullah

Rasulullah Muhammad SAW hidup antara tahun 570 hingga 632, dimana tak seorangpun, baik sebelum beliau, ataupun 12 abad setelahnya, mengetahui apapun gerakan horizontal lithosfer bumi, peranan gunung sebagai stabilisator. Rasulullah bersabda “Tatkala Allah menciptakan bumi, ia bergoyang dan menyentak, lalu Allah menstabilkannya dengan gunung” ( H.R Ahmad ).
Sumber : http://webctfatimah.files.wordpress.com/2010/09/milikfatima4.jpg?w=490

Dan kamu lihat gunung-gunung itu , kamu sangka ia tetap pada tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan, begitulah perbuatan Allah yang membuat kokoh tiap-tiap sesuatu.” (QS. Al Naml : 88 ). Pemikiran ilmu geologi, atau persepsi dari Al Qur’an dan Hadist, adalah penting untuk memberikan informasi latar belakang yang menggambarkan dimana geologi sekarang dan bagaimana sampai ke kondisi sekarang. Ilmu geologi sebagai ilmu pengetahuan dimulai kurang dari 200 tahun yang lalu. Meskipun adanya berbagai persepsi geologis yang bisa ditelusuri kembali ke Aristoteles lebih dari 2000 tahun yang lalu.
Setidaknya dua kali gempa tercatat dalam riwayat hadits Nabi.Yang pertama di Mekah dan kedua di Madinah. Pertama, Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibnu Kuzaimah, ad-Daruquthni, dan lainnya dari Utsman bin Affan bahawa dia berkata, "Apakah kalian tahu Rasulullah pernah berada di atas Gunung Tsabir di Mekah.Bersama beliau Abu Bakar, Umar dan saya. Tiba-tiba gunung bergoncang hingga bebatuannya berjatuhan. Maka Rasulullah menghentakkan kakinya dan berkata: Tenanglah Tsabir! Yang ada di atasmu tidak lain kecuali Nabi, Shiddiq dan dua orang Syahid.”
Kedua, Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik, dia berkata: “Nabi naik ke Uhud bersamanya Abu Bakar, Umar dan Utsman. Tiba-tiba gunung bergoncang. Maka Nabi menghentakkan kakinya dan berkata: Tenanglah Uhud! Yang ada di atasmu tiada lain kecuali Nabi, Shiddiq dan dua orang syahid.” Di antara pelajaran besar dalam dua riwayat di atas bahawa ternyata gunung tidak layak bergoncang saat ada 4 manusia terbaik di atasnya. Nabi harus menghentakkan kaki dan mengeluarkan perintah kepada gunung untuk menghentikan guncangan tersebut.
Kemajuan teknologi peralatan canggih yang diperlukan untuk memperoleh umur batuan, terutama sangat berkembang sejak tahun 1940-an. Apa yang dikatakan beberapa ayat dari berbagai bagian Al Qur’an dan Hadist mempunyai implikasi yang menarik. Informasi dari Al Qur’an menunjukkan rincian baik mengenai struktur bumi maupun mengenai gerakan lempeng kontinen. Dalam satu ayat, Al Qur’an menyatakan “Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap” (QS. Al-Baqarah: 22 ).Hal-hal berikut yang ditunjukkan oleh ayat ini :
1)      lapisan atas bumi, atau kerak bumi, sama dengan suatu hamparan pelindung
2)      Lapisan atas bumi adalah relative tipis terhadap bagian dalam
3)      Demikian pula kerak bumi yang melindungi kehidupan dari panas didalam bumi
Dan dia menancapkan gunung-gunung dibumi,supaya bumi ini tidak goncang bersama kamu. Dan dia menciptakan sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk” (QS. An- Nahl: 15) Ayat-ayat ini menunjukkan hal-hal berikut :
1)      Terdapat gerakan terus-menerus benua-benua
2)      Pembentukan gunung dikaitkan dengan gerakan ini
3)      Gunung distabilkan dengan turun kelapisan astenosfer
4)      Bahan plastis (lentur) terdapat dibawah kerak bumi, karena ia menjadi tidak stabil, tanpa efek menurun ( sinking effect )

Ayat-ayat ini memberikan indikasi mengenai struktur bumi dan gerakan lempeng tektonik.Kerak bumi dan karakteristik strukturnya. Pada abad ke 19 Ahli-ahli geologi tidak mempunyai teori yang koferhensif untuk menjelaskan proses ini, mengaitkannya dengan gerakan kontinen sampai paro terakhir abad kedua puluh.

Referensi:
Thayyarah, Nadiah.2013.Buku Pintar Sains Dalam Al Quran Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah. Jakarta: Zaman Press.
Haqqi, Abdurrahman.2010.Fungsi Gunung-Ganang Menurut Al Quran (sumber) (http://www2.bharian.com.my/bharian/articles/UlulAlbab_Fungsigunung-ganangmenurutal-Quran/Article/) (diakses 22 Oktober 2014, 19.23 WIB)
________.2010.Fungsi Gunung Api dalam Al Quran (sumber) (http://nuurislami.blogspot.com/2010/11/fungsi-gunung-dalam-al-quran.html/) (diakses 22 Oktober 2014, 19.33 WIB)
_________.2013.Sejarah Ilmu Bumi (Geologi). (sumber) (http://pengetahuangeologi.blogspot.com/2013_02_01_archive.html) (diakses 23 Oktober 2014, 19.52 WIB)
Selasa, 11 November 2014
Posted by Arriqo Arfaq

Bumi dan Beban Berat yang Dikandungnnya, Studi Surat Al-Zalzalah Ayat 2

Dalam ayat ke-2 surat Al-Zalzalah disebutkan,
Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya.” Para ulama katakan bahwa ayat tersebut berarti bumi mengeluarkan mayit yang ada di dalamnya. (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 9: 627).
Hal ini semisal dengan ayat,
Dan apabila bumi diratakan, dan dilemparkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong.” (QS. Al Insyiqaq: 3-4).
Ahmed Hassanein Hashad adalah Salah satu Profesor Geokimia di Arabian Geoscience Union ‎‎(ArabGU). Pada tahun 1952 beliau masuk Departemen Geologi di Universitas Kairo, dan mendapatkan gelar B.Sc. pada tahun 1957 di bidang Geokimia dengan predikat Cumlaude. Pa da Desember 1959, Beliau melanjutkan studi pascasarjana di Amerika Serikat yaitu di University of ‎Iota, Salt Lake City, Colorado. Beliau membuat studi rinci analisis microchemical sebagai bagian dari pekerjaan tesisnya sebelum menerima nya gelar Ph.D. dalam bidang geokimia nuklir pada ‎tahun 1964. Pada tahun 1983, Prof. Hashad pindah kembali ke Arab Saudi di mana ia menghabiskan sekitar sepuluh tahun sampai tahun 1992. Selama periode ini dia terlibat dalam sebuah proyek raksasa untuk mempelajari geokimia dan distribusi unsur-unsur radioaktif di ‎bagian utara Arab.
Menurut beliau, dalam konteks ayat ini (Al-Zalzalah:2) menilik kembali hasil riset panjang para ahli geosains (Geologi dan Geofisika). Berdasarkan data-data gempa bumi yang terbaca pada seismogram dapat diperoleh data emperis yang menghubungkan antara harga-harga waktu tempuh T dan jarak anguler ∆. Data-data ini telah dianalisis oleh beberapa ahli seismologi utnuk menentukan variasi kecepatan gelombang P dan gelombang S terhadap kedalaman ke pusat bumi.Interpretasi terhadap struktur kecepatan gelombang P di dalam bumi menunjukkan adanya diskontunuitas dan transisi kecepatan di dalam bumi.Secara seismik diskontunuitas ini didefenisikan sebagai perubahan kecepatan yang tajam.
A Mohorovicic menemukan sesuatu yang penting pada tahun 1909, ketika mendeteksi perbedaan gelombang P dan S dari kajian seismograf gempa local. Perbedaan ini diindikasikan oleh adanya perubahan yang jelas pada kecepatan gelombang tersebut setelah gelombang S menjalar dengan kecepatan yang lebih besar dan lebih bervariasi dibandingkan sebelum mencapai dataran.Dataran berhubungan dengan bidang batas yang boleh dikatakan tajam, dan dikenal dengan diskontunuitas Mohorovicic atau diskontunuitas M.
Gambar 1. Lintasan berkas seismik dan muka gelombang yang terjadi untuk penjalaran gelombang P dan S di dalam bumi (Sumber: https://nees.orgresources2751.png)



Tabel susunan bagian dalam bumi
LAPISAN
KEDALAMAN
VOLUME
MASSA
DENSITAS
(km)
109km3
%
1012 kg
%
gr/cm3
Kerak bumi
Mantel atas
Mantel bawah
Inti luar
Inti dalam
Perm.- moho
Moho – 1000
1000 – 2900
2900 – 5100
5100 – 6370
5,1
429,1
473,8
166,4
8,6
0,5
39,6
43,7
15,4
0,8
15
1673
2415
1743
125
0,3
28,0
40,4
29,2
2,1
2,94
3,90
5,10
10,50
14,53

Dari table tersebut kita dapat ambil kesimpulan bahwa, nilai densitas bertambah terhadap kedalaman bumi. Demikian juga harga tekanan dan temperatur, semakin kedalam nilainya semakin besar. Hal ini juga dipengaruhi oleh adanya gaya gravitasi yang menyebabkan unsur-unsur yang memiliki densitas tinggi berada di dalam bumi, misalnya inti bumi yang tersususn dari Nikel (Ni) dan Ferrum (Fe), kemudian dimantel bumi tersusun dari Besi, Magnesium, Ferromagnesium silikat. Sedangkan untuk kerak bumi, dibagi menjadi 2, kerak samudra yang tersusun dari Ferromagnesium dan Feldsfar, dan kerak benua tersusun dari besi, magnesium dan Aluminosilikat.Sehingga memang benar bahwa kandungan di dalam bumi merupakan material-material yang berat.“Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (Atsqal).” (Al-Zalzalah: 1-2)
Kemudian yang dimaksud mengeluarkan beban berat jika kita kajih secara ilmiah adalah letusan gunungapi.Sebagian kecil letusan memiliki kekuatan yang sangat besar, begitu besar sehingga dapat memecah-belah gunung.Pada dasarnya, gunung berapi terbentuk dari magma, yaitu batuan cair yang terdalam di dalam bumi.Magma terbentuk akibat panasnya suhu di dalam interior bumi.Pada kedalaman tertentu, suhu panas ini sangat tinggi sehingga mampu melelehkan batu-batuan di dalam bumi.Sebagian besar magma terbentuk pada kedalaman 60 hingga 160 km di bawah permukaan bumi.Sebagian lainnya terbentuk pada kedalaman 24 hingga 48 kmMagma yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik ke permukaan karena massanya yang lebih ringan dibanding batu-batuan padat di sekelilingnya.Saat magma naik, magma tersebut melelehkan batu-batuan di dekatnya sehingga terbentuklah kabin yang besar pada kedalaman sekitar 3 km dari permukaan.
Material yang dikeluarkan ketika letusan gunungapi berupa lava yang berasala dari magma yang naik ke permukaan, dari penjelsan sebelumnya telah dijelaskan bahwa magma terbentuk dari lelehan batuan yang terjadi di batas antara kerak bumi dan mantel bumi atau 100-200 kilometer dari permukaan.Pada gunungapi dengan tipe letusan eksplosif, material-materil yang keluar dari gunungapi ketika erupsi berupa material piroklastik dan batuan beku penyusun tubuh gunungapi. Hal ini sesuai dengan firman Allah:
 “Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan.” (QS.Al-Qori’ah : 5)
Ayat serupa dalam surat lain,
 “Dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur.” (QS. Al-Haqqah: 14)
Gambar 2. Erupsi gunungapi yang menghancurkan setengah tubuh gunung.
Sumber: BBC 10 Things You Didn't Know About Volcanoes

Mahabenar Allah atas segala firmannya, bukti-bukti penemuan ilmiah modern ini sejalan dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan pada Nabi Muhammad sekitar 14 abad yang lalu, dimasa ketika kebodohan dan keterbelakangan masih dominan.
Dari fenomena alam erupsi guungapi kita data mengambil pelajaran yang berharga, bahwa kejadian ketika hari kiamat kelak akan lebih hebat atau dahsyat dari semua ini, fenomena ini merupakan peringatan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala bahwa, Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, kita sebagai hambanya harus mematuhi segala perintahnya dan menjahui larangannya dan takut akan siksa di hari kiamat kelak, sehingga dengan itu akan dapat menumbuhkan keimanan kita, keimanan dalam beribadah dan keimanan bahwa Rasulullah adalah benar-benar utusan Allah, Al-Qur’an adalah kalam Allah yang turunkan kepada Rasulullah Shallahu ‘Alahi wa Sallam.

Referensi:
_________.2012. Al-Quran dan Terjemahannya Per-Kata. Bandung: Gema Insani Press.

Thayyarah, Nadiah.2013.Buku Pintar Sains Dalam Al Quran Mengerti Mukjizat Ilmiah Firman Allah. Jakarta: Zaman Press.
Puspito, Nanang T.1996.Struktur Kecepatan Gelombang Gempa Dan Koreksi Stasiun Seismologi Di Indonesia.Paper. Bandung: Jurusan Geofisika dan Meteorologi, FMIPA – ITB
Posted by Arriqo Arfaq

Krisis Energi di Indonesia dan Solusinya

Krisis energi telah terjadi pada zaman ini, hal ini terjadi di Negara maju maupun Negara berkembang, beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya krisis energi diantaranya adalah tingginya populasi penduduk, Penduduk Indonesia pada tahun 2014 menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) diperkirakan mencapai 240 jutajiwa, laju pertumbuhan penduduk (LPP) mencapai 1,49 persen per tahun, dengan meningkatnya populasi penduduk ini, tentu kebutuhan akan energi semakin meningkat. Selain tingginya populasi penduduk, meningkatnya sektor industri juga menyebabkan terjadinya krisis energi, hal ini disebabkan karena industri adalah sektor yang paling besar dalam konsumsi energi.
Sumber: http://apakabarsidimpuan.com/
Perlu disadari pula bahwa potensi minyak Indonesia hanya 0,3 % dari potensi dunia. Sedangkan gas bumi hanya sekitar 1,7 %. Data dari SKKMigas menyebutkan potensi minyak di Indonesia adalah 321 miliar barel dimana produksi pertahunnya 300 juta barel sehingga diperkirakan jika tidak ditemukan cadangan lagi maka minyak bumi akan habis dalam 12 tahun lagi,  sementara potensi gas bumi di Inonesia sebanyak 507 TSCF dengan produksi per tahunnya 2,7 TSCF sehingga diperkirakan gas bumi akan habis dalam 44 tahun lagi jika tidak ditemukan cadangan lagi.

Disisi lain kebutuhan energi Indonesia naik sekitar 7 % per tahun, sehingga pada tahun 2025 dibutuhkan tambahan energi 180% dari sekarang. melihat fakta ini, perlu ada solusi nyata untuk menjaga ketahanan dan kemandirian energi di masa depan. Jika tidak, Indonesia akan sangat tergantung pada pihak lain dalam memenuhi kebutuhan energi domestik. Konservasi dan disversifikasi energi diperlukan sebagai solusi dalam ketahanan energi nasional, dengan melakukan konservasi energi kita dapat menghemat energi sebesar 5%-30%. (Departemen pertambangan dan energi, 1986).

Indonesia sebenarnya masih mempunyai cadangan batubara sebesar 57,8 miliar tahun dengan produksi pertahunnya 132 juta ton sehingga akan habis dalam 146 tahun lagi, tetapi pemakaian batubara kurang disukai karena tingkat polusinya lebih tinggi. Itulah mengapa Indonesia butuh sumber energi lain di luar energi fosil yang selama ini banyak dimanfaatkan.

Salah satu solusi dalam menghadapi krisis energi adalah dengan konservasi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG), dari data yang dijelaskan diatas, saat ini Indonesia memproduksi gas kurang lebih 2,7 triliun kaki kubik per hari, dimana sebagian besar diekspor karena tatanan kebijakan selama ini pemerintah lebih focus pada upaya memenuhi pasar internasional, bahkan lebih dari dua decade Indonesia menjadi Negara pemasok utama gas ke Negara-negara seperti Jepang, Korea dan lainnya.

Menurut Aman Mostman, salah satu dosen di teknik Fisika ITB, penggunaan Gas Bumi lebih murah, dan juga lebih ramah lingkungan dan lebih efisien 10-30 persen apabila digunakan sebagai energi alternatif, gas bumi juga lebih ekonomis dibandingkan minyak, harga BBM per MMBTU ( Million Metric British Thermal Unit) sebesar 24 dolar AS, sedangkan gas bumi berkisar 13 dolar AS per MMBTU. Hal ini menjadi ironi di Indonesia, dimana masyarakat menggunakan bahan bakar minyak yang harganya mahal sedangkan gas bumi yang harganya relatif murah malah dinikmati oleh orang dari negera lain.

Solusi lain adalah dengan mengembangkan dan menggunakan bahan bakar hidrokarbon non konvensional, disebut non konvensional karena keberadaan resource-nya di alam dan beberapa sifat fisiknya berbeda dengan minyak dan gas konvensional yang ada.  Ada berbagai macam hidrokarbon non konvensional diantaranya coal bed methane (CBM) / gas metana batubara (GMB), shale gas, shale oil, tight gas, tight oil, gas hydrate, sour gas (gas dengan kandungan Hidrogen Sulfida /H2S), disini hanya akan dibahas mengenai coal bed methane(CBM) atau gas metana batu bara dan shale gas karena keduanya baru dikembangkan di Indonesia.

GMB dikenal sebagai sumber energi ramah lingkungan, dimana gas metana merupakan komponen utamanya yang terjadi secara alamiah dalam proses pembentukan batubara (coalifi cation). GMB hampir sama dengan gas bumi pada umumnya bedanya, GMB terbentuk dan tersimpan dalam batubara yang berfungsi sebagai reservoir dan batuan sumber (source rock). Shale gas adalah gas alam yang dihasilkan dan terperangkap dari serpih yang biasanya berfungsi ganda sebagai reservoar dan sumber untuk gas alam atau gas bumi. Serpih ini umumnya berasal dari fasies lumpur laut dangkal.

GMB di Indonesia sudah masuk dalam tahap produksi, potensi cadangan gas metana batubara di Indonesia diperkirakan mencapai 453 triliun kaki kubik. Data ini mendorong peningkatan program eksplorasi gas metana batubara di Indonesia. Pada tahun 2008 terdapat 54 wilayah kerja (WK), dan pada tahun 2013 sudah terdapat 54 WK. Berdasarkan roadmap SKKMigas, produksi gas metana batubara pada tahun 2015 ditargetkan mencapai 500 juta kaki kubik per hari dan naik menjadi 1 miliar juta kaki per hari pada tahun 2020. Sedangkan Shale gas di Indonesia belum dikembangkan secara optimal sebagai sumber energi alternatif. Tahapan yang sedang dilakukan sampai saat ini adalah studi potensi sumberdaya. Penelitian yang dilakukan dibagi dalam dua katagori yakni penelitian potensi sumberdaya  shale gassecara regional dan yang lain difokuskan pada evaluasi lahan yang lebih sempit.

Selain itu solusi lain yaitu dengan mengembangkan energi terbarukan (Renewable Energi), salah satunya adalah panas bumi (Geothermal), posisi geografis Indonesia yang terletak di pertemuan 3 lempeng utama dunia mengakibatkan banyaknya terbentuk gunungapi di wilayah Indonesia, sehingga indonesia mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan panas bumi atau geothermal karena sumber geothermal di asosiasikan dengan terbentuknya gunungapi, potensi panas bumi Indonesia mencapai 28.543 MW atau sekitar 40% dari potensi dunia, namun saat ini masih 1.189 MW yang sudah dikembangkan atau sekitar 4 % dari total keseluruhan.


Kesimpulannya, kebutuhan akan energi semakin tahun semakin meningkat, kebutuhan energi sangat tergantung pada migas, disisi lain produksi migas semakin menurun sehingga menyebabkan terjadinya krisis energi,  disversifikasi energi diperlukan sebagai solusi untuk menyelesaikan permasalahan krisis energi, diantaranya konversi BBM ke BBG, mengembangkan hidrokarbon non konvensional, dan mengembangkan energi terbarukan khususnya energi panas bumi (geothermal).
Posted by Arriqo Arfaq

BRENT Crude Oil

Gold Price

Popular Post

Blogger templates

Date

- Copyright © Young Geoscience -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -